Bittime - Jaringan Chainlink (LINK) telah memantapkan posisinya sebagai pemimpin dalam ekosistem data blockchain, mengamankan komunikasi Web3 bernilai tinggi.
Produk-produk Chainlink yang inovatif telah menarik perhatian investor global, mendorong altcoin ini dengan kapitalisasi pasar menengah ini naik hingga $17 miliar (Rp249 triliun) sejak breakout bullish akhir tahun lalu. Namun, fragmentasi antar blockchain yang ada saat ini menjadi hambatan utama bagi pertumbuhan Web3.
Tantangan Blockchain Chainlink
Ekosistem blockchain saat ini beroperasi dalam keadaan terfragmentasi, di mana berbagai blockchain berjalan secara independen. Akibatnya, pengguna kesulitan untuk memindahkan aset dan berinteraksi dengan aplikasi terdesentralisasi (dApps) di berbagai platform. Keadaan ini menghambat likuiditas, efisiensi, dan adopsi Web3 secara lebih luas.
Cek Market Crypto Hari Ini:
Transporter: Solusi Interoperabilitas Chainlink
Setelah berbulan-bulan penelitian dan pengembangan, Chainlink meluncurkan Transporter, platform perantara lintas rantai generasi berikutnya yang bertujuan untuk mengatasi tantangan fragmentasi ini. Didukung oleh Protokol Interoperabilitas Lintas Rantai (CCIP), Transporter dirancang untuk menyederhanakan dan mengamankan transfer nilai dan data di berbagai blockchain.
"Memiliki cara aman untuk memindahkan nilai dan data di lintas rantai adalah kebutuhan mendesak bagi industri blockchain," ujar Sergey Nazarov, salah satu pendiri Chainlink. "Transporter mempermudah pemanfaatan keamanan CCIP Chainlink untuk transfer token besar dan pesan penting di seluruh blockchain."
Teknologi dan Fitur Transporter
Transporter memanfaatkan teknologi mutakhir yang disebut Decentralized Relayers Network (DRN). DRN adalah jaringan off-chain dari operator node relayer yang memverifikasi dan mentransfer informasi antar blockchain. Node relayer dalam jaringan DRN memastikan transfer data yang lancar dan aman, serta meningkatkan keamanan platform dan ketahanan terhadap titik-titik kegagalan pusat. Node relayer harus menaruh token LINK untuk berpartisipasi dalam konsensus dan memproses pertukaran.
Transporter akan mendukung beberapa blockchain utama pada awalnya, termasuk Arbitrum (ARB), Avalanche (AVAX), Base, BNB Chain, Ethereum (ETH), Optimism (OP), Polygon (MATIC), dan WEMIX. Platform ini juga akan mendukung transfer berbagai altcoin, seperti Ether (ETH), USDC, LINK, dan token staking likuid.
Baca Juga Cara Beli Crypto:
Dampak Positif bagi Pemegang LINK
Peluncuran Transporter membawa manfaat signifikan bagi pemegang LINK dan ekosistem Web3 secara keseluruhan:
- Peningkatan Aksesibilitas LINK: LINK akan lebih mudah diakses di berbagai blockchain, meningkatkan likuiditas dan aktivitas on-chain secara keseluruhan. Esto mendorong kenaikan nilai LINK dalam jangka panjang.
- Peningkatan Permintaan LINK: Dengan adopsi Transporter yang meluas, permintaan untuk LINK sebagai token utilitas platform diperkirakan akan meningkat seiring dengan pertumbuhan ekosistem Web3.
- Peningkatan Interoperabilitas: Transporter memecahkan hambatan fragmentasi blockchain, memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan dApps dan aset digital di berbagai platform dengan mudah dan efisien.
- Efisiensi dan Skalabilitas: Transporter memfasilitasi transfer data dan nilai yang lebih cepat dan hemat biaya antar blockchain, mendorong pengembangan dan adopsi Web3.
- Keamanan yang Ditingkatkan: Transporter dibangun di atas CCIP Chainlink yang telah teruji dan diandalkan, memastikan keamanan transfer aset dan data lintas rantai.
Dampak Transporter Buat Harga LINK
Peluncuran Transporter disambut baik oleh analis kripto global. Menurut Messari: Transporter "memiliki potensi untuk menjadi jembatan lintas rantai terkemuka di masa depan". Sementara itu, Cointelegraph menilai bahwa Transporter "dapat secara signifikan meningkatkan utilitas token LINK".
Analis teknikal memprediksi tren bullish jangka panjang untuk LINK didukung oleh fundamental yang kuat dan peluncuran Transporter. Beberapa analis memprediksi LINK dapat mencapai harga $30 (Rp438.000) pada akhir tahun 2024, meskipun koreksi jangka pendek masih mungkin terjadi.
Kesimpulan
Transporter merupakan langkah signifikan bagi Chainlink dan industri blockchain secara keseluruhan. Platform ini membuka peluang baru untuk interoperabilitas dan skalabilitas, mendorong adopsi Web3 dan meningkatkan nilai LINK dalam jangka panjang.
Cek Harga Crypto Hari Ini:
Cara Beli Chainlink (LINK) di Bittime
Kamu bisa beli dan jual Chainlink (LINK) dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi kripto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappebti.
Chainlink (LINK) tersedia di Bittime dengan market pair LINK/IDR. Untuk bisa beli LINK IDR di Bittime pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi.
Belajar panduan lengkap cara beli Chainlink (LINK) di Bittime.
Pantau pergerakan grafik harga Chainlink (LINK), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Baca juga:
Chainlink (LINK): Pengertian, Kelebihan dan Kekurangannya
ANZ dan Chainlink Buka Potensi Tokenisasi di Blockchain Avalanche
Chainlink (LINK) Raih Penghargaan dari Fast Company, Ethereum Lewat!
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.