Cek Market Crypto Hari Ini:
USDT/IDR | SOL/IDR |
BTC/IDR | ATOM/IDR |
ETH/IDR | ARB/IDR |
Bittime - Di ranah kripto yang bergejolak, Tether (USDT) berdiri kokoh sebagai stablecoin yang menawarkan pegangan bagi para investor di tengah badai fluktuasi harga. Sementara Bitcoin dan Ethereum mendominasi dengan kapitalisasi pasar raksasa, USDT dengan kapitalisasi pasar sebesar 70 miliar dolar AS pada tahun 2022 berhasil mengukir eksistensinya sendiri.
Namun, perjalanan USDT dari tahap awal hingga menjadi arus utama merupakan kisah yang penuh lika-liku, diwarnai inovasi, kontroversi, dan akhirnya, adopsi yang meluas.
Embrio Tether dapat ditelusuri kembali ke tahun 2014, ketika trio visioner, Brock Pierce, Reeve Collins, dan Craig Sellars, melahirkan "Realcoin", cikal bakal USDT. Stablecoin pionir ini diterbitkan di blockchain Bitcoin menggunakan Protokol Omni Layer.
Takdir kemudian membawanya ke tangan Bitfinex, sebuah exchange yang berbasis di Hong Kong, pada tahun 2015. Di bawah kepemilikan Bitfinex, USDT memasuki era baru yang ditandai dengan peningkatan popularitas dan integrasi yang semakin erat.
Tether (USDT) Sang Pelopor Stablecoin
Sebagai pelopor stablecoin, Tether dibangun di atas konsep yang diperkenalkan oleh Mastercoin (Omni) pada tahun 2012. Lahir dari keprihatinan terhadap volatilitas tinggi dan konvertibilitas yang kerap menjadi batu sandungan kripto, Tether menawarkan solusi berupa token yang dipatok 1:1 dengan dolar AS yang disimpan di bank.
Tether Ltd, sebagai otoritas sentral, memegang kendali atas penerbitan, penebusan, dan pemeliharaan rasio cadangan yang krusial tersebut. Jaringan Tether melampaui batas, merambah berbagai blockchain, mulai dari token ERC-20 Ethereum hingga lapisan Omni Bitcoin.
Exchange ternama seperti Bitfinex, Bittrex, Binance, Coinbase, Kraken, dan lainnya menjadi pelopor dalam adopsi USDT. Mereka memanfaatkan USDT sebagai alternatif unggul dari mata uang fiat tradisional, sehingga tak perlu lagi bergantung pada perbankan konvensional. Hubungan erat antara Tether Ltd dan Bitfinex semakin memperkuat integrasi dan utilitas token ini, menjadikannya kian diminati.
Kejatuhan Tether (USDT)
Namun, perjalanan Tether tidak selalu mulus. Sejak awal, perusahaan ini kerap menjadi sorotan kontroversi, terutama terkait transparansi dalam membuktikan kecukupan cadangan yang mendukung USDT.
Pengungkapan mengejutkan pada tahun 2019 bahwa token mereka tidak 100% dijamin oleh deposito dolar AS, melainkan oleh kombinasi aset lain dan piutang dari pinjaman, memicu keraguan di kalangan investor.
Tether membuktikan resiliensi mereka dengan berhasil bangkit dari tantangan. Pemutusan hubungan perbankan dengan mitra Taiwan pada tahun 2017 akibat masalah KYC (Know Your Customer) tidak mematikan langkah mereka.
Baca Juga Cara Beli Crypto:
Kebangkitan Tether (USDT)
Tether menemukan mitra perbankan baru di Puerto Rico dan Bahama, dan stablecoin mereka justru melonjak popularitasnya selama bull run kripto berikutnya. Tether, yang pada awalnya dirancang berbasis Bitcoin, kini telah berekspansi ke berbagai blockchain terkemuka, semakin memperkuat posisinya di jagat kripto.
Salah satu faktor kunci kesuksesan Tether adalah proposisi uniknya sebagai stablecoin yang dijaminkan oleh fiat. Dengan setiap token Tether yang dipatok ke satu unit mata uang fiat atau logam mulia, Tether memastikan bahwa setiap stablecoin mempertahankan harga pasarnya sangat dekat dengan satu dolar AS melalui dukungan aset cadangan sebesar 100%.
Kontrol ketat Tether atas sirkulasi token, uji tuntas yang ketat, dan mekanisme penebusan token menjadi tulang punggung operasinya. Meskipun token beroperasi secara bebas dalam jaringan terdesentralisasi setelah pembelian, Tether memastikan otoritasnya atas penerbitan dan penebusan awal token.
Perjalanan Tether dari perusahaan rintisan menjadi salah satu kripto terbesar merupakan kisah yang memikat, penuh dengan inovasi, lika-liku, dan evolusi tiada henti. Seiring Tether terus melebarkan jangkauannya ke berbagai blockchain dan memperkuat posisinya di dunia kripto.
Kesimpulan
Kisah sejarah Tether (USDT) pun turut mencerminkan lanskap kripto yang terus berkembang pesat. Hal tersebut menjadi catatan penting dalam perjalanan kripto, sebagai pengingat akan pentingnya inovasi, transparansi, dan kemampuan beradaptasi di tengah lingkungan yang dinamis dan penuh tantangan.
Cek Harga Crypto Hari Ini:
Cara Membeli Tether (USDT) di Bittime
Kamu bisa beli dan jual Tether (USDT) dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi kripto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappebti.
Tether (USDT) tersedia di Bittime dengan market pair USDT/IDR. Untuk bisa beli USDT/IDR di Bittime pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi. Belajar Panduan lengkap cara beli Tether (USDT) di Bittime.
Pantau pergerakan grafik harga Tether (USDT), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Baca Juga:
Dencun: Sekoci Ethereum untuk Bersaing di Lautan Blockchain
ETC Group Luncurkan Ethereum Staking ETP: Era Baru Bikin Staking ETH Makin Cuan?
Harga Ethereum Makin Meroket Setelah Pembelian AS di Coinbase, Beli ETH Sekarang?
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset crypto apapun. Perdagangan aset crypto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset crypto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset crypto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.