Cek Market Crypto Hari Ini:
Bittime - Blockchain network congestion merujuk pada suatu kondisi ketika kapasitas jaringan blockchain tidak mampu menyelesaikan jumlah transaksi yang meningkat mendadak.
Untuk penjelasan lanjutnya, baca artikel berikut ini.
Apa Itu Blockchain Network Congestion?
Blockchain network congestion adalah suatu kondisi di mana kapasitas jaringan blockchain tidak mampu menangani jumlah transaksi yang meningkat secara tiba-tiba, mengakibatkan penumpukan transaksi yang belum diproses.
Pada dasarnya, ini mirip dengan kemacetan lalu lintas di jalan raya, di mana terlalu banyak kendaraan berusaha melintasi jalan yang terbatas.
Kondisi ini terjadi ketika permintaan untuk melakukan transaksi melebihi kapasitas yang telah ditetapkan oleh blockchain.
Sebagai contoh, Ethereum, salah satu platform blockchain terkemuka, sering mengalami kemacetan saat ada lonjakan aktivitas, seperti selama gelombang penggunaan aplikasi terdesentralisasi (DApps) atau Initial Coin Offering (ICO).
Penyebab Blockchain Network Congestion
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi pemicu terjadinya blockchain network congestion:
a. Volume Tinggi Transaksi: Ketika jumlah transaksi yang diajukan melebihi kapasitas blok yang tersedia, blockchain dapat mengalami kemacetan. Ini sering terjadi selama periode kegiatan intens, seperti penjualan token ICO atau saat aplikasi blockchain populer dirilis.
b. Penggunaan Aplikasi Terdesentralisasi (DApps): Aplikasi terdesentralisasi yang populer, seperti CryptoKitties pada Ethereum, dapat menarik begitu banyak pengguna sehingga menyebabkan kemacetan dalam memproses transaksi.
c. Smart Contracts: Penggunaan smart contracts yang kompleks dan membutuhkan banyak sumber daya dapat menyebabkan penundaan dalam pemrosesan transaksi.
d. Taktik Buruk dari Pihak Tertentu: Beberapa pihak mungkin dengan sengaja mengajukan transaksi dengan biaya tinggi untuk memprioritaskan transaksi mereka, meninggalkan transaksi lain dalam antrian.
Baca juga:
Cara Beli BTC | Cara Beli JUP |
Cara Beli ETH | Cara Beli DOGE |
Cara Beli PYTH | Cara Beli SOL |
Dampak Blockchain Network Congestion
a. Keterlambatan Konfirmasi Transaksi: Salah satu dampak langsung dari kemacetan jaringan adalah penundaan dalam konfirmasi transaksi. Ini dapat merugikan layanan atau aplikasi yang bergantung pada transaksi instan.
b. Biaya Transaksi Tinggi: Dalam upaya untuk mempercepat proses transaksi mereka, beberapa pengguna mungkin membayar biaya transaksi lebih tinggi. Hal ini dapat meningkatkan biaya operasional, terutama selama periode kemacetan blockchain network congestion.
c. Pengalaman Pengguna yang Buruk: Penggunaan DApps atau layanan blockchain yang terpengaruh oleh kemacetan dapat memberikan pengalaman pengguna yang buruk. Keterlambatan dan biaya yang tinggi mungkin membuat pengguna enggan berinteraksi dengan platform tersebut.
Cara Mengatasi Blockchain Network Congestion
Untungnya, ada beberapa strategi yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi masalah kemacetan pada jaringan blockchain:
a. Optimalkan Biaya Transaksi: Pengguna dapat mengoptimalkan biaya transaksi mereka untuk mencegah persaingan yang tidak perlu selama periode kemacetan.
b. Implementasikan Solusi Lapisan Kedua: Solusi seperti Lightning Network untuk Bitcoin atau rollups untuk Ethereum adalah solusi lapisan kedua yang dapat mengurangi beban pada blockchain utama dengan memindahkan beberapa transaksi ke lapisan terpisah.
c. Tingkatkan Throughput: Meningkatkan jumlah transaksi yang dapat dijalankan dalam setiap blok dan meningkatkan metode propagasi blok dapat membantu meningkatkan throughput.
d. Pertimbangkan Penggunaan Sharding: Sharding, seperti yang diterapkan oleh Ethereum, melibatkan pembagian blockchain menjadi bagian-bagian kecil yang dapat beroperasi secara independen. Hal ini dapat secara signifikan meningkatkan kapasitas jaringan.
Baca Juga: Cryptocurrency Goes Global: 7 Destinasi Ramah Crypto Tersebar di Seluruh Dunia
Kesimpulan Blockchain Network Congestion
Dalam menghadapi tantangan blockchain network congestion, terbukti bahwa pendekatan terpadu diperlukan. Dengan memahami penyebab, dampak, dan strategi penanganan, kita dapat melangkah menuju ekosistem blockchain yang lebih tangguh.
Peningkatan terus-menerus dalam teknologi blockchain dan perencanaan yang cermat dapat membantu kita mengatasi kendala ini dan mencapai potensi penuh dari inovasi ini dalam dunia finansial dan teknologi.
Cara Membeli Crypto di Bittime
Kamu bisa beli dan jual aset crypto dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi kripto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappebti.
Untuk bisa beli aset crypto di Bittime, pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi.
Pantau pergerakan grafik harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Baca Juga:
Apa Itu Comtech Gold (CGO)? Bagaimana Cara Kerja dan Keuntungannya
Cara Membangun Mining Rig: Pasif Income dari Cryptocurrency yang Masih Bikin Untung?
Apa Itu Automated Crypto Trading? Cara Kerja dan Keuntungan yang Diberikan
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset crypto apapun. Perdagangan aset crypto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset crypto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset crypto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.