Cek Market Crypto Hari Ini:
Bittime - Cryptocurrency adalah aset digital yang berjalan di atas jaringan terdesentralisasi yang disebut blockchain. Blockchain adalah sistem yang menyimpan dan memverifikasi transaksi secara kolektif tanpa perlu otoritas pusat.
Banyak orang menganggap cryptocurrency sebagai aset yang bebas dari campur tangan pihak ketiga, termasuk pemerintah dan lembaga keuangan.
Namun, apakah benar bahwa cryptocurrency tidak bisa dibekukan atau disita di blockchain? Jawabannya ternyata tidak sesederhana itu.
Cara Membekukan Cryptocurrency di Blockchain
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk membekukan cryptocurrency di blockchain, tergantung pada jenis dan karakteristiknya. Salah satu cara yang paling umum adalah dengan menggunakan kontrak pintar (smart contract).
Kontrak pintar adalah program yang berjalan di blockchain dan dapat mengeksekusi aturan tertentu secara otomatis. Misalnya, kontrak pintar bisa digunakan untuk mengatur distribusi dan sirkulasi token yang dibuat di atas blockchain seperti Ethereum.
Kontrak pintar bisa memiliki fungsi yang memungkinkan pembuat atau admin token untuk memblokir, menghapus, atau membakar token yang dimiliki oleh alamat tertentu. Fungsi ini bisa digunakan untuk mencegah serangan, menyita dana ilegal, atau mematuhi peraturan hukum.
Namun, fungsi ini juga bisa disalahgunakan jika pembuat atau admin token tidak jujur atau diserang oleh peretas.
Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk memeriksa kode sumber kontrak pintar sebelum membeli atau menggunakan token yang berbasis kontrak pintar.
Baca Juga: Memanfaatkan Blockchain untuk Peningkatan Aksesibilitas Machine Learning
Alasan Membekukan Cryptocurrency di Blockchain
Ada beberapa alasan yang mendasari pembekuan cryptocurrency di blockchain, baik dari sisi teknis, etis, maupun hukum. Berikut adalah beberapa contohnya:
Mencegah serangan
Jika ada celah keamanan atau bug di kontrak pintar, pembuat atau admin token bisa membekukan token yang terpengaruh untuk mencegah kerugian lebih besar.
Contohnya, pada tahun 2016, sebuah proyek bernama The DAO yang mengumpulkan dana sebesar $150 juta melalui penjualan token DAO di Ethereum, diserang oleh peretas yang mencuri sekitar $50 juta.
Untuk mengatasi masalah ini, komunitas Ethereum memutuskan untuk melakukan hard fork, yaitu memisahkan rantai blok menjadi dua versi yang berbeda, salah satunya membekukan token DAO yang dicuri.
Menyita dana ilegal
Jika ada bukti atau dugaan bahwa token digunakan untuk aktivitas ilegal, seperti pencucian uang, pendanaan terorisme, atau penipuan, pembuat atau admin token bisa membekukan token yang terkait untuk mematuhi permintaan dari otoritas hukum.
Contohnya, pada tahun 2020, sebuah bursa cryptocurrency bernama KuCoin mengalami peretasan yang mengakibatkan kehilangan sekitar $280 juta.
Untuk memulihkan dana yang hilang, KuCoin bekerja sama dengan pembuat token lainnya untuk membekukan token yang dicuri dan melacak jejak peretas.
Mematuhi peraturan hukum
Jika ada perubahan atau ketentuan hukum yang berlaku untuk token, pembuat atau admin token bisa membekukan token yang tidak memenuhi syarat atau persyaratan tersebut.
Contohnya, pada tahun 2019, sebuah proyek bernama Tether, yang mengeluarkan token USDT membekukan sekitar $850.000 token USDT yang dimiliki oleh dua alamat yang diduga terlibat dalam scam. Tindakan ini dilakukan untuk mematuhi perintah pengadilan dari New York Attorney General.
Baca juga:
Cara Beli BTC | Cara Beli JUP |
Cara Beli ETH | Cara Beli DOGE |
Cara Beli PYTH | Cara Beli SOL |
Dampak Membekukan Cryptocurrency di Blockchain
Membekukan cryptocurrency di blockchain bisa memiliki dampak positif dan negatif, tergantung pada situasi dan perspektifnya. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:
Meningkatkan keamanan dan kepercayaan
Dengan adanya kemampuan untuk membekukan cryptocurrency di blockchain, pembuat atau admin token bisa mengambil tindakan preventif atau korektif jika ada masalah atau ancaman yang mengganggu fungsi atau nilai token.
Hal ini bisa meningkatkan keamanan dan kepercayaan pengguna terhadap token tersebut, serta mencegah kerugian yang lebih besar.
Mengurangi desentralisasi dan kebebasan
Dengan adanya kemampuan untuk membekukan cryptocurrency di blockchain, pembuat atau admin token juga bisa memiliki kekuasaan yang berlebihan atas token tersebut, yang bisa bertentangan dengan prinsip desentralisasi dan kebebasan yang menjadi ciri khas blockchain.
Hal ini bisa menimbulkan risiko manipulasi, penyalahgunaan, atau penindasan terhadap pengguna token, serta mengurangi hak dan tanggung jawab mereka.
Menimbulkan kontroversi dan perpecahan
Dengan adanya kemampuan untuk membekukan cryptocurrency di blockchain, pembuat atau admin token juga bisa menghadapi perbedaan pendapat atau kepentingan dengan pengguna token lainnya, terutama jika ada perubahan atau keputusan yang bersifat radikal atau tidak populer.
Hal ini bisa menimbulkan kontroversi dan perpecahan di antara komunitas token, serta mempengaruhi reputasi dan kinerja token tersebut.
Kesimpulan
Cryptocurrency bisa dibekukan di blockchain dengan menggunakan kontrak pintar. Kontrak pintar berfungsi untuk memblokir, menghapus, atau membakar token yang dimiliki oleh alamat tertentu.
Pembekuan ini bisa dilakukan karena berbagai alasan, seperti mencegah serangan, menyita dana ilegal, atau mematuhi peraturan hukum. Namun, pembekuan ini juga bisa memiliki dampak positif dan negatif, tergantung pada situasi dan perspektifnya.
Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk memahami risiko dan manfaat dari pembekuan Cryptocurrency di blockchain, serta memilih token yang sesuai dengan preferensi dan tujuan mereka.
Cara Beli Crypto di Bittime
Kamu bisa beli dan jual aset crypto dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi kripto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappebti.
Untuk bisa beli aset crypto di Bittime, pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi.
Pantau pergerakan grafik harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Baca juga:
Apa Itu Blockchain 1.0? Sebuah Titik Awal Blockchain
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.