Cek Market Crypto Hari Ini:
Bittime - Block size (ukuran blok) adalah parameter yang menentukan jumlah data yang dapat disimpan dalam satu blok dalam sistem blockchain. Blok adalah kumpulan transaksi yang divalidasi oleh para peserta jaringan (node) serta ditambahkan ke rantai blok (ledger) yang ada.
Blockchain adalah teknologi yang memungkinkan pencatatan data secara terdesentralisasi, transparan, dan aman. Namun, blockchain juga menghadapi tantangan dalam hal skalabilitas, yaitu kemampuan untuk menangani jumlah pengguna atau transaksi yang terus bertambah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi skalabilitas blockchain adalah ukuran blok, yaitu jumlah data yang dapat diproses atau ditransfer dalam satu blok dalam sistem blockchain.
Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu ukuran blok, mengapa itu penting, dan bagaimana berbagai proyek blockchain mencoba menyelesaikan masalah skalabilitas dengan menyesuaikan ukuran blok atau menggunakan solusi lain.
Baca Juga: Memahami Pentingnya Block Headers
Apa itu Ukuran Blok dan Mengapa Penting?
Ukuran blok adalah parameter yang menentukan jumlah data yang dapat disimpan dalam satu blok dalam sistem blockchain. Blok adalah kumpulan transaksi yang divalidasi oleh para peserta jaringan (node) dan ditambahkan ke rantai blok (ledger) yang ada.
Jumlah transaksi yang dapat dimuat dalam satu blok tergantung pada ukuran blok. Ukuran blok yang lebih besar dapat meningkatkan kapasitas dan kecepatan jaringan blockchain, karena dapat memproses lebih banyak transaksi dalam satu waktu.
Namun, ukuran blok yang lebih besar juga memiliki kelemahan, seperti meningkatnya persyaratan sumber daya untuk pengguna jaringan dan waktu validasi yang lebih lama.
Sebaliknya, ukuran blok yang lebih kecil dapat meningkatkan desentralisasi, karena dapat memudahkan node untuk bergabung dengan jaringan dengan mengurangi sumber daya yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam blockchain.
Komunitas blockchain sering berdebat tentang ukuran blok yang ideal, karena para pengembang mencoba menemukan keseimbangan antara keamanan, desentralisasi, dan skalabilitas saat merancang protokol blockchain.
Baca juga:
Cara Beli BTC | Cara Beli JUP |
Cara Beli ETH | Cara Beli DOGE |
Cara Beli PYTH | Cara Beli SOL |
Bagaimana Berbagai Proyek Blockchain Menyelesaikan Masalah Skalabilitas?
Tidak ada satu solusi yang muncul sebagai yang terbaik untuk menyelesaikan masalah skalabilitas blockchain.
Berbagai proyek blockchain mencoba pendekatan yang berbeda, baik dengan menyesuaikan ukuran blok atau menggunakan solusi lain.
Ini seperti Segregated Witness (SegWit), Lightning Network, sidechain, atau sharding. Berikut adalah beberapa contoh:
Bitcoin
Bitcoin adalah proyek blockchain pertama dan paling populer, yang memiliki ukuran blok maksimum 1 MB. Ukuran blok ini membatasi jumlah transaksi yang dapat diproses dalam satu blok, yang menyebabkan kemacetan, waktu konfirmasi yang lama, dan biaya yang tinggi.
Untuk mengatasi masalah ini, Bitcoin mengimplementasikan SegWit pada tahun 2017. Ini merupakan solusi yang memisahkan bagian tanda tangan dari transaksi dan meningkatkan ruang yang tersedia dalam setiap blok.
Selain itu, Bitcoin juga mengembangkan Lightning Network, yang merupakan solusi lapisan kedua yang memungkinkan transaksi dilakukan di luar rantai blok utama dengan cepat dan murah, dan hanya menyelesaikan transaksi akhir di blockchain.
Proyek lain, seperti Bitcoin Cash dan Bitcoin SV, memilih untuk meningkatkan ukuran blok secara signifikan, hingga 32 MB dan 2 GB, untuk meningkatkan kapasitas jaringan, tetapi dengan mengorbankan desentralisasi dan keamanan.
Baca Juga: Block Explorer: Pengertian, Fungsi, dan Cara Menggunakannya
Ethereum
Ethereum adalah proyek blockchain terbesar kedua, yang memungkinkan pengembangan aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan kontrak pintar. Ethereum tidak memiliki ukuran blok tetap, tetapi memiliki batas gas, yang merupakan ukuran kompleksitas komputasi yang dapat dilakukan dalam satu blok.
Batas gas dapat disesuaikan oleh para penambang, yang memilih transaksi mana yang akan dimasukkan ke dalam blok berdasarkan gas fee yang ditawarkan oleh pengirim. Namun, Ethereum juga menghadapi masalah skalabilitas, karena permintaan yang tinggi untuk dApps dan kontrak pintar.
Untuk mengatasi masalah ini, Ethereum sedang dalam proses beralih dari mekanisme konsensus Proof of Work (PoW) ke Proof of Stake (PoS), yang akan mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan efisiensi jaringan.
Selain itu, Ethereum juga menerapkan konsep sharding, yang merupakan solusi yang membagi jaringan menjadi beberapa segmen yang lebih kecil (shard), yang dapat memproses transaksi secara paralel dan meningkatkan throughput jaringan.
ILCoin
ILCoin adalah proyek blockchain yang mengklaim dapat menciptakan blok hingga 5 GB, dan throughput hingga 100.000 TPS. ILCoin menggunakan protokol yang disebut RIFT, yang memungkinkan setiap blok terdiri dari kumpulan 25 MB “Mini-Blok”, yang tidak perlu ditambang secara individual, tetapi dihasilkan secara otomatis oleh blok induk.
Tim ILCoin mengatakan bahwa mereka menggunakan sistem baru ini untuk menciptakan Decentralized Cloud Blockchain (DCB), yang akan berfungsi sebagai solusi penyimpanan data global yang tidak memerlukan kepercayaan dan tahan terhadap manipulasi.
Cara Beli Crypto di Bittime
Kamu bisa beli dan jual aset crypto dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi kripto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappebti.
Untuk bisa beli aset crypto di Bittime, pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi.
Pantau pergerakan grafik harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Baca juga:
Apa Itu Blockchain 1.0? Sebuah Titik Awal Blockchain
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.