Tether (USDT) adalah salah satu stablecoin terpopuler di dunia crypto, menawarkan para trader cara yang aman untuk bertransaksi di pasar aset digital yang sering bergejolak. Tapi apa sebenarnya Tether, dan bagaimana cara kerjanya?
Mengenal Tether
Tether, disingkat USDT, adalah stablecoin yang dirancang khusus untuk mempertahankan nilai yang stabil dengan mengikuti nilai dolar AS.
Tidak seperti banyak crypto yang harganya naik turun secara drastis, Tether bertujuan menawarkan pelabuhan yang aman bagi pengguna dari volatilitas pasar.
Apa yang Membuat Tether Stabil?
Pada dasarnya, Tether dipatok dengan nilai dolar AS, memastikan 1 token USDT setara dengan 1 dolar. Stabilitas ini membuatnya menjadi pilihan favorit para trader yang ingin mengurangi risiko fluktuasi harga yang sering terjadi pada crypto seperti Bitcoin.
Steve Bumbera, COO of Many Worlds Token, mengatakan prinsip dasar Tether sederhana: "1 Tether selalu bisa ditukar dengan $1, apa pun kondisi pasar."
Tether menghadapi persaingan dari stablecoin lain seperti USD Coin (USDC), Dai (DAI), dan Pax Dollar (USDP), yang semuanya berusaha menyediakan aset digital yang stabil dan dipatok dengan mata uang fiat.
Cara Kerja Tether
Mekanisme Tether melibatkan proses sederhana: saat pengguna menyetor mata uang fiat ke cadangan Tether, mereka menerima token USDT dalam jumlah yang sama. Sebaliknya, saat menukarkan token dengan mata uang fiat, koin Tether dihapus dari peredaran.
Tether beroperasi di berbagai blockchain, termasuk Omni, Liquid, Ethereum, dan TRON, sehingga memudahkan transaksi dalam ekosistem crypto.
Sejarah Singkat Tether
Tether didirikan pada tahun 2014 oleh salah satu anggota asli Mastercoin. Sejak saat itu, Tether berkembang menjadi pemain penting di pasar crypto, terutama setelah integrasinya dengan bursa Bitfinex pada tahun 2015.
Fluktuasi pasar baru-baru ini, terutama penurunan harga TerraUSD, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi stablecoin dalam mempertahankan nilai patokannya. Meskipun demikian, Tether tetap tangguh, didukung oleh cadangan jaminan yang kuat, sebagian besar terdiri dari obligasi pemerintah AS.
Kontroversi
Meskipun diadopsi secara luas, Tether menghadapi kritik terkait kecukupan cadangannya untuk mendukung volume token USDT yang beredar. Meskipun Tether menegaskan token mereka didukung penuh oleh cadangan, pertanyaan tetap ada mengenai transparansi dan komposisi cadangan ini.
Adam Carlton, CEO of Pink Panda, menyoroti masa lalu Tether yang kelam dan praktik cadangan yang tidak transparan, menimbulkan kekhawatiran dalam komunitas crypto.
Tether vs. TerraUSD
Tether dan TerraUSD (UST) sama-sama berfungsi sebagai stablecoin yang dipatok ke dolar AS, namun mereka menggunakan mekanisme yang berbeda untuk mempertahankan nilainya
. Tether mengandalkan cadangan jaminan, sementara TerraUSD menerapkan pendekatan algoritmik, yang membuatnya rentan terhadap fluktuasi harga dan volatilitas pasar baru-baru ini.
Keputusan Binance untuk menangguhkan perdagangan LUNA dan UST menggarisbawahi tantangan yang dihadapi stablecoin algoritmik dalam menjaga stabilitas.
Tether vs. Bitcoin
Berbeda dengan Bitcoin yang bersifat desentralisasi, Tether adalah stablecoin terpusat, dipatok dengan nilai dolar AS. Sementara nilai Bitcoin berfluktuasi bebas, stabilitas Tether berasal dari patokannya dengan komoditas dunia nyata, menawarkan kepada trader aset yang lebih stabil di pasar yang bergejolak.
Apakah Tether Investasi yang Menguntungkan?
Stablecoin seperti Tether tidak dirancang sebagai kendaraan investasi, melainkan berfungsi sebagai penyimpanan nilai yang stabil. Meskipun Tether menawarkan stabilitas di tengah volatilitas pasar, kelangsungan jangka panjangnya bergantung pada kepatuhan peraturan dan transparansi.
Kesimpulannya, Tether terus memainkan peran penting dalam lanskap crypto, memberi trader cara yang andal untuk menghadapi fluktuasi pasar. Namun, kekhawatiran mengenai dukungannya dan pengawasan peraturan menyoroti tantangan yang dihadapi stablecoin dalam ekonomi digital yang terus berkembang.
Cara Beli Crypto di Bittime
Kamu bisa beli dan jual aset crypto dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi crypto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappbeti.
Untuk bisa beli aset crypto di Bittime, pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi.
Pantau pergerakan grafik harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan crypto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Baca juga:
USDT vs USDC: Mana yang Lebih Baik?
Mengenal USD Vs USDT? Simak Ulasannya
DAI vs USDT: Siapa yang Lebih Menarik?
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset crypto apapun. Perdagangan aset crypto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset crypto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset crypto.
Tether (USDT) has emerged as a cornerstone stablecoin in the realm of cryptocurrencies, offering traders a reliable means to navigate the often turbulent waters of digital asset trading. But what exactly is Tether, and how does it function within the broader crypto ecosystem?
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.