Bittime - Stablecoin, bentuk cryptocurrency yang dirancang untuk mempertahankan nilai stabil, telah menjadi topik perdebatan yang semakin hangat di Amerika Serikat.
Dengan pertumbuhan pesat industri kripto, regulator di Amerika Serikat telah memfokuskan perhatian mereka pada pengaturan stablecoin untuk memastikan stabilitas keuangan, perlindungan konsumen, dan kepatuhan terhadap hukum. Namun, peraturan stablecoin di AS tidaklah mudah.
Bagaimana kompleksitas teknologi dan potensi dampaknya terhadap sistem keuangan tradisional tentang stablecoin di Amerika? Simak penjelasannya di artikel ini.
Cek Market Crypto Hari Ini:
Apa Itu Stablecoin?
Pertama-tama, kita perlu mengetahui apa itu stablecoin. Stablecoin adalah bentuk cryptocurrency yang dirancang untuk mempertahankan nilai stabil, biasanya terkait dengan mata uang fiat atau aset lain yang stabil secara nilai.
Berbeda dengan cryptocurrency seperti Bitcoin atau Ethereum yang nilainya sangat fluktuatif, stablecoin bertujuan untuk mengurangi volatilitas dengan dipegang pada aset yang nilainya lebih stabil.
Stablecoin digunakan dalam berbagai kasus, termasuk sebagai alat pembayaran, pengiriman uang lintas batas, dan sebagai alat lindung nilai terhadap volatilitas cryptocurrency.
Keuntungan utama stablecoin adalah kemampuannya untuk menyediakan stabilitas nilai, yang membuatnya lebih mudah digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan transaksi bisnis.
Namun, seperti halnya dengan cryptocurrency lainnya, stablecoin juga memiliki risiko, termasuk risiko keamanan, regulasi, dan transparansi.
Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk memahami cara kerja dan mekanisme stabilisasi yang digunakan oleh stablecoin tertentu sebelum menggunakan atau berinvestasi di dalamnya.
Jenis-Jenis Stablecoin
Ada beberapa jenis stablecoin, yaitu:
1. Stablecoin yang Dipegang pada Mata Uang Fiat
Jenis stablecoin ini dipegang pada mata uang fiat seperti dolar Amerika Serikat (USD), euro (EUR), atau yuan Tiongkok (CNY). Setiap unit stablecoin mewakili satu unit mata uang fiat yang sesuai, sehingga nilainya tetap stabil sesuai dengan nilai mata uang fiat yang dipegang.
2. Stablecoin yang Dipegang pada Komoditas
Ada juga stablecoin yang dipegang pada komoditas seperti emas atau minyak. Nilai stablecoin ini ditentukan oleh harga komoditas yang mendasarinya, yang cenderung lebih stabil daripada cryptocurrency tradisional.
3. Stablecoin yang Dipegang pada Cryptocurrency
Beberapa stablecoin dipegang pada cryptocurrency lain, seperti Ethereum. Namun, mereka menggunakan mekanisme khusus, seperti kontrak cerdas atau cadangan aset, untuk mempertahankan nilai stabilnya.
Baca Juga: Apa itu Algorithmic Stablecoin?
Tantangan Peraturan Stablecoin di Amerika
Salah satu tantangan utama dalam mengatur stablecoin di Amerika Serikat adalah ketidakpastian hukum yang berkaitan dengan status mereka.
Sebagian besar stablecoin belum sepenuhnya diatur oleh badan pengawas federal tertentu, seperti Securities and Exchange Commission (SEC) atau Commodity Futures Trading Commission (CFTC).
Hal ini menyebabkan kebingungan tentang bagaimana stablecoin seharusnya diperlakukan menurut undang-undang keuangan yang ada.
Meskipun stablecoin dirancang untuk mempertahankan nilai stabil, beberapa kasus telah menunjukkan ketidakstabilan yang dihadapi oleh stablecoin yang dipegang pada mata uang fiat.
Misalnya, kontroversi yang melibatkan Tether (USDT), salah satu stablecoin terbesar yang dipegang pada dolar AS, telah menimbulkan pertanyaan tentang keandalan cadangan aset yang mendukung nilai stablecoin tersebut.
Pertumbuhan penggunaan stablecoin dalam berbagai transaksi keuangan, termasuk pembayaran dan pengiriman uang lintas batas, telah mendorong regulator untuk mempercepat upaya mereka dalam mengatur industri ini.
Peningkatan penggunaan stablecoin juga meningkatkan keprihatinan tentang potensi risiko sistemik bagi sistem keuangan tradisional jika terjadi kegagalan atau ketidakstabilan dalam pasar stablecoin.
Kemajuan Regulasi Stablecoin di Amerika
Badan pengawas keuangan di Amerika Serikat, termasuk SEC, CFTC, dan Financial Crimes Enforcement Network (FinCEN), telah mengeluarkan panduan dan pernyataan terkait dengan pengaturan stablecoin.
Mereka menekankan perlunya kepatuhan terhadap undang-undang anti pencucian uang (AML) dan ketentuan kepatuhan terhadap pelaporan transaksi keuangan (KYC).
Beberapa anggota Kongres Amerika Serikat telah mengusulkan peraturan baru yang secara khusus mengatur stablecoin.
Misalnya, Rancangan Undang-Undang Infrastruktur yang diusulkan mencakup ketentuan untuk mengatur stablecoin yang dikeluarkan oleh entitas keuangan.
Amerika Serikat juga telah meningkatkan kerja sama internasional dalam mengatur stablecoin, terutama melalui Forum Stabilitas Keuangan Internasional (FSKI).
Kerja sama ini bertujuan untuk memastikan bahwa regulasi stablecoin di Amerika Serikat sejalan dengan standar internasional dan tidak mengganggu stabilitas keuangan global.
Baca juga:
Cara Beli BTC | Cara Beli JUP |
Cara Beli ETH | Cara Beli DOGE |
Cara Beli PYTH | Cara Beli SOL |
Apakah Stablecoin Dijamin FDIC?
Stablecoin tidak dijamin oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) karena mereka bukanlah deposito tradisional di bank yang dilindungi oleh FDIC.
Sebagian besar stablecoin tidak dipegang dalam rekening bank atau disimpan di bank, sehingga mereka tidak memenuhi syarat untuk dijamin oleh FDIC seperti deposito yang disimpan di bank.
Jika stablecoin dianggap sebagai sekuritas, hal itu dapat memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap regulasi dan kewajiban perusahaan yang menerbitkannya.
Jika stablecoin dianggap sebagai sekuritas oleh Securities and Exchange Commission (SEC), penerbitnya mungkin harus mematuhi ketentuan yang ketat, termasuk pengungkapan publik yang luas, pendaftaran dengan SEC, dan kepatuhan terhadap undang-undang sekuritas yang berlaku.
Ini bisa mempengaruhi cara stablecoin beroperasi, serta mempengaruhi kewajiban dan tanggung jawab hukum bagi penerbit dan pengguna stablecoin tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa penilaian apakah stablecoin dianggap sebagai sekuritas atau tidak tergantung pada karakteristik dan struktur masing-masing stablecoin, serta pada penafsiran regulator seperti SEC.
Oleh karena itu, penerbit dan pengguna stablecoin perlu memperhatikan perkembangan regulasi yang terkait dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
Cara Beli Crypto di Bittime
Kamu bisa beli dan jual aset crypto dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi kripto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappebti.
Untuk bisa beli aset crypto di Bittime, pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi.
Pantau pergerakan grafik harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Baca Juga:
Gangguan Optimism Tidak Berkaitan dengan Pemeliharaan Terjadwal
Apa itu Stablecoin VNST? Fitur dan Keunggulannya
Apa Itu Collateralized Stablecoin? Dapatkan Penjelasan Lengkapnya Di sini
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.