Dunia investasi penuh dengan pilihan, dan dua yang sering membuat bingung investor adalah Exchange Traded Funds (ETF) dan Reksa Dana.
Keduanya menawarkan diversifikasi dan potensi pertumbuhan, namun memiliki karakteristik unik yang perlu dipahami sebelum memilih.
ETF (Exchange Traded Funds)
ETF adalah kumpulan investasi yang dikelola secara pasif, bertujuan mengikuti kinerja indeks tertentu. Dana investor digabungkan untuk membeli berbagai aset seperti saham, obligasi, komoditas, atau bahkan aset crypto.
ETF diperdagangkan di bursa saham seperti saham biasa, sehingga mudah dibeli dan dijual kapan saja selama jam perdagangan.
ETF Tradisional
ETF tradisional biasanya pasif, berusaha meniru kinerja indeks pasar tertentu.
Struktur ETF melibatkan suatu lembaga (seperti trust atau perusahaan) yang memegang aset dan mengeluarkan saham yang mewakili kepemilikan sebagian dari aset tersebut.
Investor membeli saham ETF tersebut, yang berarti mereka memiliki sebagian kecil dari seluruh aset ETF dan berhak atas bagian keuntungannya, meski tidak secara langsung memiliki aset tersebut.
Baca Juga: VanEck: Perintis ETF & Kiprahnya untuk ETF Bitcoin
ETF Crypto
ETF crypto mengikuti kinerja berbagai aset crypto, memberikan investor akses mudah ke pasar crypto tanpa perlu memiliki aset digital langsung.
Contohnya adalah Bitwise 10 Crypto Index Fund, yang memberikan eksposur langsung ke 10 aset crypto terbesar.
Meski menjanjikan kemudahan dan kepatuhan regulasi, kesuksesan ETF crypto masih bergantung pada penerimaan pasar dan persetujuan regulator, seperti aplikasi BlackRock untuk ETF Bitcoin spot.
Hal Penting tentang ETF
- Pasif vs. Aktif: ETF umumnya pasif, mengikuti indeks, sehingga biaya pengelolaan lebih rendah.
- Likuiditas dan Biaya: Likuiditas ETF tinggi, mudah dibeli dan dijual, dan biaya transaksi umumnya rendah. Biaya pengelolaan (expense ratio) juga rendah karena sifat pasifnya.
- ETF Crypto: Pergerakan harga aset crypto yang fluktuatif mempengaruhi likuiditas dan biaya pengelolaan ETF crypto.
Reksa Dana
Reksa dana adalah kumpulan investasi yang dikelola secara aktif oleh manajer investasi profesional.
Dana investor digabungkan untuk membeli portofolio saham, obligasi, atau aset lainnya yang beragam. Manajer investasi membuat keputusan tentang pemilihan aset, kapan membeli dan menjual, dan alokasi aset. Investor memiliki unit penyertaan yang mewakili kepemilikan sebagian dari aset reksa dana.
Memahami Reksa Dana
- Aktif vs. Pasif: Reksa dana tradisional dikelola secara aktif, bertujuan mengungguli indeks dengan memilih saham dan waktu transaksi yang tepat. Reksa dana crypto juga aktif, namun harus beradaptasi dengan pasar crypto yang fluktuatif.
- Likuiditas dan Biaya: Reksa dana tradisional biasanya likuid, mudah dibeli dan dijual pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) setiap hari. Biaya pengelolaan reksa dana dapat lebih tinggi daripada ETF karena melibatkan keahlian manajer investasi. Reksa dana crypto memiliki tantangan likuiditas dan biaya pengelolaan yang lebih tinggi karena teknologi dan keamanan yang dibutuhkan untuk aset digital.
Baca Juga: Apa Saja 11 ETF Bitcoin Yang Di Setujui SEC
Pajak untuk ETF dan Reksa Dana
Pajak untuk ETF dan reksa dana sama, dikenakan atas capital gain dan distribusi pendapatan.
Namun, untuk aset crypto, pajak menjadi lebih kompleks karena adanya faktor seperti airdrop, hard fork, dan identifikasi aset untuk menentukan keuntungan atau kerugian.
Regulasi untuk ETF dan Reksa Dana
Baik ETF dan reksa dana harus terdaftar di OJK dan mengikuti regulasi yang ditetapkan.
ETF wajib mempublikasikan kepemilikan aset harian, sedangkan reksa dana wajib menyampaikan informasi penting melalui prospektus, termasuk tujuan investasi, biaya, dan risiko.
Kesimpulan
ETF dan reksa dana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
Pahami karakteristik keduanya, pertimbangkan tujuan investasi Anda, dan konsultasikan dengan penasihat keuangan untuk memilih yang tepat sesuai profil risiko Anda.
Cara Beli Crypto di Bittime
Kamu bisa beli dan jual aset crypto dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi crypto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappebti.
Untuk bisa beli aset crypto di Bittime, pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi.
Pantau pergerakan grafik harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan crypto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Baca juga:
Apa itu Crypto ETF dan Apa Saja Kelebihannya?
Beli Bitcoin vs ETF Bitcoin Spot, Mana yang Lebih Untung?
Potensi Dampak Persetujuan ETF Bitcoin
ETF Bitcoin Melampaui Perak dengan Aset $27,5 Miliar!
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset crypto apapun. Perdagangan aset crypto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset crypto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset crypto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.