Google’s Bard dan Open AI’s ChatGPT adalah Generative artificial intelligence (AI) yang telah menjadi pusat perhatian global. Seperti apa perbedaan keduanya dan penggunaannya oleh kancah global?
Pengertian Google’s Bard vs Open AI’s ChatGPT
Google Bard adalah alat Natural Language Processing (NLP) yang dikembangkan oleh Google. Bard menggunakan algoritma generatif untuk memahami dan menghasilkan teks dengan tingkat kreativitas dan emosi yang tinggi. Nama "Bard" merujuk pada penyair atau pencerita dalam budaya Celtic, menyoroti fokusnya pada penulisan kreatif.
ChatGPT dari OpenAI, di sisi lain, adalah model generative AI yang mampu menghasilkan tanggapan manusia yang sangat mirip terhadap berbagai jenis input. Dengan 175 miliar parameter pada versi September 2021, ChatGPT menciptakan kemungkinan percakapan manusia dengan mesin yang lebih mendalam.
Fungsi Google’s Bard vs Open AI’s ChatGPT
Google’s Bard terkenal karena kemampuannya yang luar biasa dalam penulisan kreatif. Dengan membangun pada kesuksesan model bahasa Google sebelumnya seperti BERT, Bard dapat memberikan hasil yang lebih emosional dan lebih manusiawi dalam percakapan.
Open AI’s ChatGPT mampu menangani berbagai tugas, termasuk terjemahan bahasa, analisis sentimen, dan ringkasan teks. Selain itu, model ini dikenal karena kemampuannya menulis dengan nada dan suara yang beragam, membuatnya fleksibel dalam berbagai konteks.
Bagaimana Cara Kerja Google’s Bard vs Open AI’s ChatGPT?
Google’s Bard menggunakan algoritma generatif yang dirancang untuk meningkatkan kreativitas dan ekspresi emosional dalam teks. Model ini bekerja dengan memahami konteks input dan menghasilkan respon yang sesuai dengan gaya bahasa manusia.
Open AI’s ChatGPT bekerja dengan memproses input melalui 175 miliar parameter dan menghasilkan respon yang memperhatikan konteks. Model ini memanfaatkan pemrosesan bahasa alami (NLP) untuk memberikan tanggapan yang sangat manusiawi.
Perbedaan Google’s Bard vs Open AI’s ChatGPT
Kedua model ini memiliki perbedaan mendasar, termasuk sumber data pelatihan dan cara mereka menghasilkan teks. Google Bard menggunakan data sumber internal Google, sedangkan ChatGPT dilatih pada dataset hingga tahun 2021.
Selain itu, ChatGPT memiliki komponen moneter yang memungkinkan pengguna membayar langganan bulanan untuk mengakses layanannya, sedangkan Google Bard gratis untuk digunakan di negara-negara tertentu.
Dari segi kemampuan menulis konten panjang dan analitis, ChatGPT dianggap lebih unggul. Meskipun Bard dapat memberikan hasil serupa, ChatGPT mendapat keunggulan dalam hal ini.
Baca Juga: Apa Itu DYOR? Manfaat dan Tips Melakukannya
Kelebihan dan Kekurangan Google’s Bard vs Open AI’s ChatGPT
Google’s Bard
Kelebihan:
- Kemampuan kreativitas tinggi dalam penulisan.
- Hasil dengan tingkat emosi yang lebih kuat.
Kekurangan:
- Potensi kurangnya kejelasan antara konten yang dihasilkan oleh manusia dan mesin.
- Risiko penyalahgunaan teks oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab.
Open AI’s ChatGPT
Kelebihan:
- Fleksibilitas dalam menangani berbagai tugas pemrosesan bahasa alami.
- Kemampuan menulis dengan gaya dan suara yang beragam.
Kekurangan:
- Potensi terbatasnya dalam menanggapi input yang lebih kreatif.
- Tidak dapat membedakan konten yang dihasilkan oleh manusia dan mesin secara tegas.
Penggunaan Google’s Bard vs Open AI’s ChatGPT
Google’s Bard dapat digunakan dalam berbagai konteks kreatif, termasuk penulisan sastra, skenario film, dan konten kreatif lainnya. Namun, dampaknya di pasar belum mencapai potensinya sepenuhnya.
ChatGPT telah diterapkan dalam berbagai industri, termasuk layanan terjemahan, analisis sentimen, dan pengembangan konten. Klien-klien premium seperti Salesforce, Snapchat, Duolingo, Coca-Cola, dan Slack telah menggunakan ChatGPT.
Regulasi Google’s Bard vs Open AI’s ChatGPT
Regulasi AI menjadi sorotan utama, terutama setelah Italia melarang penggunaan ChatGPT karena kekhawatiran privasi. Regulasi terkait dengan penyalahgunaan dan pemantauan data yang digunakan oleh kedua model ini menjadi isu yang perlu diatasi.
Kesimpulan
Dalam perang AI antara Google’s Bard dan Open AI’s ChatGPT, keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Pemahaman yang mendalam tentang perbedaan, kelebihan, dan kekurangan keduanya memungkinkan pengguna untuk memilih model yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Seiring perkembangan teknologi ini, regulasi dan penerimaan masyarakat akan menjadi kunci untuk memastikan penggunaan yang etis dan aman dari kedua model ini di masa depan.
Cara Membeli Crypto di Bittime
Kamu bisa beli dan jual aset crypto dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi kripto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappbeti.
Untuk bisa beli aset crypto di Bittime, pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi.
Pantau pergerakan grafik harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Baca Juga:
Nifty Gateway: Jembatan Antara Seni Koleksi dan Dunia Cryptocurrency
Multi-Party Computation dalam Blockchain: Mekanisme Kriptografi untuk Privasi Data
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset crypto apapun. Perdagangan aset crypto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset crypto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset crypto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.