Soft fork adalah istilah yang mengacu pada perubahan secara halus sebuah kebijakan dalam protokol blockchain dengan melakukan adaptasi. Simak penjelasan lengkap terkait apa itu soft fork, alasan terjadinya, serta dampak yang ditimbulkan.
Apa itu Soft Fork?
Soft fork adalah jenis pembaruan atau perubahan di dalam protokol blockchain suatu cryptocurrency.
Perubahan ini terjadi ketika aturan-aturan baru diterapkan, namun aturan tersebut masih kompatibel dengan versi sebelumnya dari protokol.
Dengan kata lain, transaksi yang valid dalam versi sebelumnya tetap valid dalam versi baru.
Sebagai contoh, jika suatu cryptocurrency mengalami soft fork yang mengubah batas ukuran blok dari 2 MB menjadi 1 MB, maka semua blok yang lebih kecil dari 1 MB masih akan dianggap valid, sehingga tidak ada pembelahan atau pemisahan jaringan yang terjadi.
Baca juga: Apa Itu Hard Fork dan Pengaruhnya Pada Industri Kripto
Kenapa Terjadi Soft Fork?
Soft fork umumnya terjadi terjadi karena beberapa alasan, salah satunya adalah untuk meningkatkan keamanan jaringan.
Pembaruan kecil pada protokol blockchain dapat membantu mencegah potensi serangan atau eksploitasi keamanan.
Selain itu, perubahan ini juga dapat digunakan untuk mengimplementasikan perubahan fungsionalitas atau fitur baru dalam sistem tanpa mengguncang keseluruhan ekosistem.
Pengembang cryptocurrency biasanya melakukan perubahan ini sebagai langkah proaktif untuk menjaga keberlanjutan jaringan dan mengatasi kelemahan atau risiko potensial yang mungkin muncul dari versi sebelumnya.
Dampak Terjadinya Soft Fork
Soft fork tidak memisahkan jaringan menjadi dua entitas yang berbeda seperti yang terjadi pada hardfork.
Hal ini mengindikasikan bahwa semua pemegang token yang mematuhi aturan-aturan baru dapat tetap berinteraksi dengan pengguna yang masih menggunakan versi sebelumnya.
Namun, perlu diingat bahwa pengguna yang tidak mengikuti pembaruan atau tidak memperbarui perangkat lunaknya mungkin kehilangan beberapa fitur baru atau menghadapi risiko keamanan tertentu.
Oleh sebab itu, penting bagi pengguna cryptocurrency untuk senantiasa memperbarui perangkat lunak mereka sesuai dengan perkembangan terbaru dalam protokol blockchain.
Perlu dipahami juga bahwa perubahan ini dapat memengaruhi konsensus jaringan. Pembaruan aturan yang diterapkan dalam soft fork memerlukan mayoritas node untuk menerima perubahan tersebut.
Jika mayoritas node setuju, maka pembaruan ini dapat diimplementasikan dengan sukses. Namun, jika terdapat ketidaksepakatan di antara para pemangku kepentingan, hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam jaringan.
Kesimpulan
Kesimpulannya, soft fork adalah mekanisme yang penting dalam perkembangan cryptocurrency.
Meskipun tidak seberisik hardfork, tetap saja perubahan ini memerlukan perhatian dan pemahaman dari para pengguna agar dapat memanfaatkannya secara optimal.
Dengan terus mengikuti perkembangan protokol blockchain, para pemegang cryptocurrency dapat menjaga keamanan dan konsistensi jaringan yang mereka ikuti.
Baca juga:
Upgrade Dencun Ethereum Berpotensi Mengurangi Pembakaran Ether
Apa Itu Danksharding dan Fitur yang Dimiliknya
Bagaimana Cara Kerja Blockchain?
Siapa Satoshi Nakamoto Sebenarnya?
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset crypto apapun. Perdagangan aset crypto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset crypto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset crypto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.