Greenflation: Apa Itu?
"Greenflation" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peningkatan biaya yang terjadi dalam komponen-komponen yang membentuk biaya produksi sumber energi terbarukan. Kami akan membahas lebih lanjut tentang faktor-faktor yang menyebabkan "Greenflation" dan mengapa ini bukan sekadar efek sementara dari inflasi saat ini.
Poin Penting
- Biaya teknologi energi terbarukan tiba-tiba mengalami peningkatan yang tidak terduga.
- Peningkatan ini, yang dikenal sebagai "Greenflation," memiliki dampak berkelanjutan dan memengaruhi alat regulasi, seperti lelang.
- Reformasi sistem lelang yang lebih fleksibel dan kompetitif serta penugasan manajemennya kepada lembaga teknis diperlukan untuk memastikan pertumbuhan dan kesuksesan berkelanjutan sektor energi terbarukan.
Meningkatnya Greenflation
- Kenaikan biaya tiba-tiba dalam teknologi energi terbarukan menghentikan tren penurunan selama dekade terakhir.
- Menurut Elemens, sebuah agen konsultasi sektor energi, biaya investasi untuk pembangkit listrik fotovoltaik telah naik 22%, sementara biaya pembangunan pembangkit listrik angin meningkat 32% dibandingkan dengan tahun 2020.
- "Greenflation" merujuk pada kenaikan masing-masing komponen individu yang membentuk biaya produksi sumber energi terbarukan.
- Peningkatan biaya ini bukan hanya efek sementara dari tren inflasi saat ini, tetapi juga diharapkan akan memiliki dampak berkelanjutan, karena dinamika inflasi cenderung bertahan selama beberapa tahun.
Greenflation dan Teknologi Blockchain
- "Greenflation" juga memiliki hubungan dengan teknologi blockchain, yang telah digunakan dalam berbagai aplikasi di sektor energi terbarukan.
- Blockchain dapat digunakan untuk mencatat dan memverifikasi transaksi energi terbarukan, seperti perdagangan energi matahari antar tetangga atau pembayaran bagi produsen energi terbarukan.
- Namun, peningkatan biaya yang disebabkan oleh Greenflation dapat mempengaruhi biaya penggunaan teknologi blockchain ini.
- Untuk menjaga kelangsungan penggunaan blockchain dalam sektor energi terbarukan, perlu dicari cara untuk mengatasi peningkatan biaya ini, misalnya dengan mengoptimalkan teknologi blockchain atau mencari alternatif yang lebih efisien.
Integrasi Teknologi Blockchain
- Integrasi lebih lanjut antara teknologi blockchain dan sektor energi terbarukan dapat membantu mengatasi beberapa dampak Greenflation.
- Misalnya, teknologi blockchain dapat digunakan untuk menciptakan sistem lelang yang lebih transparan dan efisien, yang dapat membantu mengurangi biaya administrasi dalam proses lelang.
- Selain itu, blockchain juga dapat mendukung pelacakan asal-usul energi terbarukan, sehingga konsumen dapat memastikan bahwa mereka menggunakan energi yang benar-benar bersumber dari sumber terbarukan.
- Dengan demikian, integrasi blockchain dapat membantu sektor energi terbarukan tetap kompetitif dalam menghadapi Greenflation.
Dampak pada Alat Regulasi
- Peningkatan biaya telah berdampak signifikan pada penggunaan alat regulasi seperti lelang.
- Basis lelang saat ini sekitar €65/MWh di Eropa tidak lagi cukup untuk mendukung perusahaan pengembangan energi terbarukan.
- Keberlanjutan Kontrak Perbedaan (CfD) selanjutnya hanya bergantung pada kemungkinan operasi selama 18 bulan pertama dengan harga pasar. Tanpa opsi ini atau dengan keterbatasan kemungkinan, sebagian besar operator cenderung tidak berpartisipasi dalam lelang.
Perlunya Reformasi dalam Sistem Lelang
- Dalam konteks yang dinamis, diperlukan reformasi dalam sistem lelang dengan mengambil pelajaran dari pengalaman masa lalu.
- Menetapkan sistem lelang dengan kuota dan tarif tetap untuk dua atau tiga tahun ke depan tanpa ruang untuk penyesuaian untuk masalah izin dan inflasi adalah tidak realistis.
- Perlu diidentifikasi pendekatan yang membuat lelang menjadi alat yang fleksibel dan kompetitif yang responsif terhadap perubahan lingkungan.
- Persaingan harus didasarkan pada berbagai kriteria selain hanya harga, untuk keuntungan seluruh sektor energi terbarukan.
- Ini sangat penting untuk mendirikan dan mempertahankan rantai pasokan energi terbarukan dan teknologi bersih di Eropa.
Peran Lembaga Teknis
- Dalam dunia yang ditandai oleh volatilitas harga ekstrim, mekanisme lelang harus sangat adaptif, memungkinkan penyesuaian harga dasar lelang sesuai dengan tingkat inflasi yang berlaku.
- Untuk mencapai hal ini, lembaga teknis harus bertanggung jawab atas manajemen dan revisi sistem lelang.
Kesimpulan
- Greenflation merupakan tantangan serius bagi sektor energi terbarukan.
- Untuk memastikan pertumbuhan dan kesuksesan berkelanjutan, diperlukan pembaruan dalam sistem lelang, menjadikannya fleksibel dan kompetitif, serta menugaskan manajemen lelang kepada lembaga teknis.
- Meskipun ada hambatan akibat peningkatan biaya, lelang tetap menjadi alat penting dalam transisi menuju masa depan energi yang lebih bersih.
Baca Juga:
Ketahui Hal Lainnya Bersama Bittime:
- Kumpulan artikel edukasi tentang blockchain, web3 dan kripto DI SINI
- Ketahui hal yang ingin ditanyakan seputar Bittime DI SINI
Mulai langkah awal perjalanan kripto kamu bersama Bittime dan unduh aplikasi Bittime di sini:
- Pengguna iOS : Unduh di sini
- Pengguna Android: Unduh di sini
Temukan Bittime di sini:
- Instagram: @bittimeofficial
- Twitter: @BittimeID
- Telegram: @BittimeOfficial
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.