Sudah bukan rahasia lagi jika Bitcoin memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Sayangnya, Bitcoin memiliki keterbatasan yang berdampak pada adopsi global, seperti tidak adanya smart contract untuk aplikasi DeFi. Stacks (STX) adalah proyek kripto yang hadir sebagai solusi untuk masalah tersebut.
Saat ini, Stacks (STX) menduduki peringkat ke-54 di tingkat global menurut Coinmarketcap.com dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp20,64 triliun dan volume transaksi harian mencapai Rp2,3 triliun pada Selasa (12/12). Temukan informasi lebih detail mengenai apa itu Stacks dan bagaimana cara kerja serta ekosistemnya dalam ulasan berikut.
Apa Itu Stacks (STX)?
Stacks (STX) adalah sebuah proyek kripto yang menyajikan ekosistem blockchain dan platform pengembangan terdesentralisasi yang unik. Proyek ini dirancang sebagai solusi layer-1 yang menggunakan Bitcoin sebagai layer dasarnya. Karena Stacks beroperasi sebagai ekosistem layer-1 yang terkait dengan Bitcoin, pengenalan smart contract tidak mengubah fitur inheren Bitcoin, tetap mempertahankan popularitasnya karena keamanan dan stabilitas.
Aplikasi terdesentralisasi (dApps) Stacks dirancang agar terbuka dan modular, memungkinkan pengembang membangun di atas aplikasi satu sama lain dan berinovasi dengan fitur yang sebelumnya sulit dicapai.
Landasan Stacks bersumber dari keyakinan bahwa internet belum sepenuhnya menjadi saluran pertukaran terdesentralisasi yang seharusnya, dan pemain besar seperti Google dan Facebook memiliki pengaruh yang terlalu besar terhadap pengguna biasa.
Token Stacks (STX) menjadi pilar utama dalam menjalankan smart contract, memproses transaksi, dan mendaftarkan aset digital baru.
Cara Kerja Stacks
Stacks dibangun di atas teknologi blockchain Bitcoin dan menggunakan Bitcoin sebagai dasar penyelesaian transaksi. Jaringan Stacks terhubung ke Bitcoin melalui mekanisme Proof-of-Transfer, yang berjalan bersamaan dengan konsensus Proof-of-Work (PoW) Bitcoin. Proof-of-Transfer (PoX) ini sebenarnya adalah modifikasi dari Proof-of-Burn (PoB), yang mirip dengan PoW.
Dalam PoB, pengguna harus burning sejumlah BTC untuk menambang blok baru di jaringan Stacks. BTC yang di-burn ini kemudian digunakan kembali dengan memanfaatkan pekerjaan yang sudah dilakukan dalam konsensus PoW Bitcoin. Namun, dalam PoX, para penambang tidak melakukan hal tersebut, melainkan mengirimkan BTC ke pemegang token STX yang telah mengunci token mereka.
Kemampuan untuk membuat blok dalam blockchain Stacks ditentukan melalui proses yang disebut sortition, di mana para penambang bersaing untuk dipilih membuat blok berikutnya dengan mengirimkan Bitcoin ke alamat yang sudah ditentukan secara acak. Proses ini memastikan bahwa pembuatan blok terjadi secara adil dan terdesentralisasi.
Untuk membuat blok baru dalam blockchain Stacks, para penambang mengonfirmasi hash blok setiap blok Stacks ke rantai Bitcoin menggunakan fitur OP_RETURN dalam transaksi Bitcoin.
Dengan cara ini, status atau kondisi blockchain Stacks bisa diakui oleh rantai Bitcoin dan mendapat manfaat dari sifat kekekalan data di Bitcoin. Node Stacks dapat memanfaatkan data yang tersimpan di rantai Bitcoin untuk memastikan bahwa keadaan blockchain Stacks tetap utuh. Informasi tambahan dari blok Stacks yang baru ditambang dihubungkan ke setiap blok Bitcoin, memungkinkan pengguna untuk memeriksa kebenaran rantai Stacks melalui blok Bitcoin.
Lebih dari itu, karena hanya hash blok Stacks yang dicatat di rantai Bitcoin, blok-blok tersebut bisa mencakup ribuan transaksi tanpa harus menambah ruang di blok Bitcoin.
Siapa Pendiri Stacks
Pendiri Stacks adalah Muneeb Ali dan Ryan Shea. Mulanya proyek ini dinamai Blockstack pada tahun 2013 dan kemudian diubah namanya menjadi Stacks pada tahun 2020.
Muneeb Ali dan Ryan Shea mengembangkan teknologi Blockstack selama bertahun-tahun di Departemen Ilmu Komputer Universitas Princeton.
Tokenomik
STX adalah token yang mempermudah segala kegiatan di blockchain Stacks. STX digunakan untuk membayar biaya transaksi dan dapat dikunci langsung di jaringan untuk mendapatkan hadiah BTC dan membantu mengamankan jaringan dengan mengindikasikan konsensus. Proses ini disebut stacking (bukan staking)
STX memiliki pasokan masa depan yang tetap. Sama seperti Bitcoin, pasokan STX akan terus berkurang setiap 4 tahun sekali. Pada tahun 2050, diprediksi bahwa hanya akan ada 1.82 miliar STX yang beredar.
Saat ini (12 Februari 2023), jumlah token STX yang beredar di pasar adalah lebih dari 1.4 miliar STX atau 75% dari total pasokan sebanyak 1.818 miliar STX.
Kesimpulan
Stacks (STX) adalah proyek kripto yang menonjol karena pendekatannya yang unik dalam mengintegrasikan ekosistem blockchain dengan keamanan tinggi dan desentralisasi yang dimiliki oleh Bitcoin. Dibangun di atas blockchain Bitcoin, Stacks menyediakan platform pengembangan terdesentralisasi yang memungkinkan pengembang untuk membuat aplikasi dan smart contract dengan memanfaatkan keunggulan ekosistem Bitcoin.
Bagi para penggemar ekosistem terdesentralisasi, Stacks menjadi pilihan menarik untuk dijelajahi dan dipahami lebih lanjut.
Cara Beli Token STX di Bittime
Setelah membaca ulasan lengkap mengenai apa itu Stacks, apakah kamu tertarik untuk beli dan investasi dengan proyek kripto satu ini? Kamu bisa beli token STX di platform crypto exchange terbaik di Indonesia, salah satunya Bittime. STX tersedia di Bittime dalam pairing STX IDR.
Untuk bisa beli token STX di Bittime, pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas, ya. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup untuk beli token STX. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian STX di aplikasi.
Baca Juga: Panduan Lebih Lengkap Cara Beli STX di Bittime
Pantau pergerakan grafik harga Stacks (STX) hari ini, Bitcoin, Ethereum, Solana dan kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Baca Coin Lainnya:
INJ | RUNE |
STG | NEO |
AGIX | KAS |
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.