Sumber gambar: CoinMarketCap
Sejak pertama kali menjadi aset kripto, Bitcoin sudah memiliki sifat dapat diperdagangkan atau ditukarkan. Namun seiring dengan perkembangan dunia blockchain, nilai ini mulai bergeser dengan munculnya teori ordinal pada Bitcoin. Teori ini sendiri berasal dari dua pertanyaan dasar komunitas terhadap sistem Bitcoin, yaitu:
- Apakah Bitcoin hanya dapat digunakan untuk memproses transaksi keuangan?
- Apakah Bitcoin juga dapat digunakan sebagai jaringan yang aman dan terdesentralisasi untuk menyimpan data?
Terdiri dari pecahan terkecil berupa satoshi, teori ordinal bermula dari pertanyaan bagaimana urutan transaksi Bitcoin dalam jaringan blockchain. Satoshi sendiri memiliki ruang penyimpanan yang bisa digunakan untuk menyematkan tanda berupa teks atau gambar, di mana hal ini dapat membantu mengidentifikasi urutan satoshi dalam jaringan blockchain. Hal inilah yang kemudian membuat satoshi memiliki identitas yang unik.
Akan tetapi dengan pola yang sebelumnya dijalankan, Bitcoin hanya memiliki posisi sebagai jaringan keuangan global. Sedangkan di dalam ruang bloknya sendiri, Bitcoin memiliki tempat untuk dapat dijadikan sebagai ruang penyimpanan data. Di mana, jika ruang blok Bitcoin tersebut dapat ditingkatkan penggunaannya sebagai ruang penyimpanan, justru akan dapat memperbaiki masalah anggaran keamanan di dalam blockchain.
Mau tau lebih detailnya? Langsung baca artikel ini sampai habis ya, Bittimers!
Apa itu ORDI?
Sejak dilakukannya hardfork, batas ukuran Bitcoin yang dahulu hanya sebesar 80 byte berubah menjadi 4 MB per bloknya. Melalui dua pembaharuan hardfork Taproot dan Segwit yang dilakukan sebelumnya, ditemukan cara yang berbeda untuk menghitung ukuran setiap blok pada Bitcoin, sehingga pengaturan data transaksi dapat lebih efisien.
Diinisiasi oleh Casey Rodarmor pada 21 Januari 2023, seorang developer software dan pendukung Bitcoin yang mengembangkan protokol Bitcoin Ordinals, ia berhasil membuka dunia baru bagi pengguna Bitcoin.
Protokol Ordinal memudahkan operator node Bitcoin untuk menghubungkan data dengan setiap bagian Bitcoin sehingga menciptakan sistem penomoran yang menentukan urutan berdasarkan pencetakan dan memberikan identitas pada masing-masing satoshi yang memungkinkannya untuk dilacak dan diperdagangkan satu per satu.
Pengenalan Ordinals memungkinkan inskripsi Bitcoin (yaitu, NFT Bitcoin) langsung ke satoshi, tidak seperti jaringan utama lainnya seperti Ethereum, yang membutuhkan penggunaan smart contract.
Sebagai aset kripto yang beroperasi dengan inskripsi yang dicatat dalam blockchain Bitcoin, ORDI memiliki keunikan karena NFT yang sebelumnya membutuhkan smart-contract, tidak berlaku pada protokol Ordinal. Hal ini dikarenakan protokol Ordinals bersifat desentralisasi, tidak dapat berubah, selalu on-chain, dan asli dari Bitcoin.
Singkatnya, protokol Ordinals digunakan untuk melakukan inskripsi dengan menulis konten ke satoshi. Inskripsi tidak perlu menggunakan token terpisah, jaringan lain, atau mengubah Bitcoin.
Jadi apa yang dilakukan protokol Ordinals adalah menulis informasi ke setiap Satoshi, seperti teks, gambar, audio dan video, dan lain-lain. Karena keterbatasan ukuran blok Bitcoin, maka informasi utama yang dituliskan pada protokol Ordinal adalah teks dan gambar, dalam bentuk NFT dan token pada jaringan BRC-20.
Memiliki sirkulasi pasokan sebesar 21 juta token ORDI, per tanggal 16 November 2023 ORDI sudah berhasil bertengger di posisi #88 pada berdasarkan informasi dari CoinMarketCap.
Meskipun sempat mengalami penurunan selama beberapa bulan, hingga November 2023 ORDI sudah mampu kembali bangkit dan mencetak rekor all-time-high di angka sekitar 27,5 dolar Amerika Serikat..
Apa Saja Kegunaan Token ORDI?
Sebagai sebuah inovasi dalam dunia blockchain terutama Bitcoin, token ORDI (Ordinals) memiliki beragam kegunaan.
Beberapa kegunaan token ORDI adalah untuk menyimpan informasi seperti teks, gambar, suara, dan video di blockchain Bitcoin melalui inskripsi pada level satoshi, yang memungkinkan penciptaan NFT unik dan tidak dapat dipalsukan.
Dengan total 2,1 kuadriliun satoshi dalam Bitcoin, ORDI membuka peluang baru untuk aplikasi dalam ekosistem Bitcoin, memfasilitasi penggunaan data dan aset digital dalam cara yang inovatif.
Cara Beli ORDI di Bittime
Setelah mengetahui apa itu ORDI dan cara kerjanya, apakah kamu tertarik untuk beli dan investasi aset kripto satu ini? Kamu bisa melakukannya di Bittime. Token ORDI tersedia di Bittime dalam pairing ORDI IDR.
Di bawah ini adalah panduan cara beli token ORDI di Bittime.
- Daftar akun di Bittime menggunakan email yang aktif.
- Selesaikan proses verifikasi identitas.
- Setelah akun terverifikasi, buka aplikasi Bittime.
- Pilih menu Pasar atau klik ikon bergambar grafik.
- Pilih pairing IDR untuk beli ORDI dengan Rupiah.
- Klik ‘Beli’.
- Pilih tipe order yang akan digunakan. Tersedia limit order, market order, dan stop order.
- Masukkan nominal rupiah untuk beli ORDI.
- Klik tombol 'Beli ORDI’.
- Akan muncul pop up notifikasi. Baca dengan teliti dan klik ‘Konfirmasi’.
- Masukkan enam digit PIN Transaksi.
- Aplikasi akan menampilkan notifikasi pesanan berhasil.
Panduan lengkap tentang cara beli ORDI, klik di sini.
Selain beli token ORDI, kamu juga bisa beli berbagai aset kripto seperti BTC, ETH, SOL, ADA, AVAX, DOGE, dan masih banyak lainnya. Jangan lupa, pantau terus pergerakan grafik harga ORDI, BTC, ETH, SOL, hari ini untuk mengetahui tren crypto market di Bittime.
Transaksi jual beli aset kripto di Bittime mudah, aman, dan instan. Bittime resmi terdaftar dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.