Bittime - Dunia kripto kembali diramaikan dengan inovasi terbaru. MetaMask adalah wallet crypto ternama berbasis blockchain Ethereum, tengah melakukan uji coba kartu pembayaran yang sepenuhnya berjalan di jaringan blockchain (on-chain). Kolaborasi ini terjalin dengan Mastercard, raksasa jaringan pembayaran global, dan Baanx selaku penerbit kartu.
Kehadiran produk ini menyatukan dua pemimpin di bidangnya masing-masing. MetaMask sebagai dompet self-custody terbesar, telah memiliki lebih dari 30 juta pengguna aktif bulanan. Sementara Mastercard, melalui jaringan kartu kredit dan debit globalnya, merupakan pemain utama dalam sistem keuangan konvensional.
Kartu pembayaran MetaMask/Mastercard diklaim sebagai "solusi pembayaran web3 terdesentralisasi pertama yang sesungguhnya". Dengan kartu ini, pengguna dapat "membelanjakan kripto mereka untuk keperluan sehari-hari, di mana pun kartu diterima," demikian menurut materi promosinya.
Mastercard Incar Kerja Sama dengan MetaMask, Bagaimana Nasib Visa?
Mastercard dan rivalnya, Visa, akhir-akhir ini tengah gencar mendekati komunitas developer blockchain publik dan penyedia dompet self-custody. CoinDesk melaporkan pada Oktober tahun lalu, bahwa Mastercard telah menjalin kerja sama dengan Ledger, perusahaan dompet perangkat keras, dan juga MetaMask.
Visa, di sisi lain, tengah bekerja sama dengan stablecoin USDC dan blockchain Solana untuk pembayaran lintas batas dan mengatasi kerumitan seperti biaya gas Ethereum.
Pengembang MetaMask, Consensys, belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar. Saat dihubungi oleh CoinDesk, perwakilan Mastercard mengacu pada pernyataan perusahaan dari bulan Oktober: "Mastercard membawa pendekatan terpercaya dan transparan kami ke ruang aset digital melalui serangkaian produk dan solusi inovatif - termasuk Jaringan Multi-Token Mastercard, Kredensial Kripto, Program Mitra CBDC, dan program kartu baru yang menghubungkan Web2 dan Web3."
Cek Market Crypto Hari Ini:
USDT/IDR | SOL/IDR |
BTC/IDR | ATOM/IDR |
ETH/IDR | ARB/IDR |
Menjembatani Kesenjangan antara Dunia Kripto dan Keuangan Tradisional
Inovasi ini menandakan langkah signifikan dalam menjembatani kesenjangan antara dunia kripto yang terdesentralisasi dengan sistem keuangan tradisional. Selama ini, penggunaan kripto untuk aktivitas sehari-hari masih terkendala oleh terbatasnya infrastruktur pendukung. Kartu pembayaran MetaMask/Mastercard berpotensi menjadi solusi atas permasalahan tersebut.
Pengguna dompet MetaMask dapat langsung menggunakan kripto mereka untuk berbelanja di toko-toko yang menerima Mastercard. Transaksi akan diproses secara real-time di jaringan blockchain, menghilangkan kebutuhan akan pertukaran mata uang terlebih dahulu.
Baca Juga Cara Beli Crypto:
Keuntungan Menggunakan Kartu Pembayaran MetaMask Berbasis Blockchain
Selain kemudahan dan kenyamanan, kartu pembayaran berbasis blockchain menawarkan beberapa keuntungan lain, yaitu:
- Transparansi dan Keamanan: Semua transaksi tercatat secara permanen dan publik di blockchain, sehingga menjamin transparansi dan keamanan yang tinggi.
- Pengurangan Biaya: Transaksi blockchain dapat memangkas biaya perantara yang biasanya dibebankan dalam sistem keuangan tradisional.
- Akses Keuangan yang Lebih Inklusif: Kartu ini berpotensi membuka akses keuangan yang lebih luas, terutama bagi mereka yang tidak memiliki rekening bank konvensional.
Tantangan dan Hal yang Perlu Diperhatikan MetaMask Mastercard
Kendati demikian, perlu dicatat bahwa teknologi ini masih dalam tahap uji coba. Beberapa tantangan yang perlu dipertimbangkan antara lain:
- Volatilitas Kripto: Fluktuasi harga kripto dapat berdampak pada daya beli pengguna saat menggunakan kartu.
- Skalabilitas Blockchain: Jaringan blockchain tertentu, seperti Ethereum, masih menghadapi kendala skalabilitas yang dapat mempengaruhi kecepatan transaksi.
- Regulasi: Regulasi terkait kripto di berbagai negara masih belum sepenuhnya jelas, sehingga dapat menimbulkan ketidakpastian hukum.
Masa Depan Pembayaran Crypto dengan MetaMask
Uji coba kartu pembayaran MetaMask/Mastercard menjadi indikator kuat tentang semakin luasnya adopsi kripto. Ke depannya, integrasi antara blockchain dan sistem keuangan tradisional diperkirakan akan semakin berkembang.
Para pengguna kripto tentunya berharap inovasi ini dapat mendorong penggunaan kripto secara lebih masif dalam kehidupan sehari-hari. Namun, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk developer, regulator, dan penyedia layanan keuangan, untuk menciptakan ekosistem yang aman, efisien, dan dapat diandalkan.
Cek Harga Crypto Hari Ini:
Cara Membeli Tether (USDT) di Bittime
Kamu bisa beli dan jual Tether (USDT) dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi kripto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappebti.
Tether (USDT) tersedia di Bittime dengan market pair USDT/IDR. Untuk bisa beli USDT/IDR di Bittime pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi.
Belajar Panduan lengkap cara beli Tether (USDT) di Bittime.
Pantau pergerakan grafikharga Tether (USDT), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Baca Juga:
Harga BTC (Bitcoin) Melejit 10%, Pencapaian Harian Terbaik Sejak Oktober 2023
Beli ETH: Borongan Besar Transaksi 97,276 ETH Bikin Geger Komunitas Kripto
Beli USDT: Stablecoin yang Capai Market Cap $100 Miliar
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset crypto apapun. Perdagangan aset crypto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset crypto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset crypto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.