Bittime - CEO Tether, Paolo Ardoino memaparkan ambisi berani. Ia ingin menggunakan teknologi yang sama yang pernah merevolusi industri musik di tahun 1990-an untuk menantang dominasi Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan Google Cloud di ranah cloud computing.
Langkah ini terkesan berani, mengingat sejarah kelam teknologi P2P (peer-to-peer) yang identik dengan pembajakan dan kerap dikaitkan dengan praktik ilegal.
Namun, Ardoino yakin bahwa teknologi P2P, dipadukan dengan sentuhan Web3 dan enkripsi end-to-end, dapat menjadi kunci untuk mendobrak kemapanan di industri cloud computing.
Pear Runtime: Platform Baru untuk Era P2P
Untuk mewujudkan visinya, Paolo Ardoino meluncurkan platform perangkat lunak open-source bernama Pear Runtime. Platform ini memungkinkan para developer untuk membangun aplikasi P2P dengan mudah dan efisien.
Ardoino percaya bahwa Pear Runtime dapat menjadi katalisator bagi terciptanya generasi baru aplikasi yang terdesentralisasi, skalabel, dan hemat biaya.
"Kita bisa membuktikan bahwa keseluruhan model client-server - yang selama 20 tahun terakhir dipaksakan kepada para developer - pada dasarnya adalah sebuah kebohongan. Model tersebut sama sekali mengabaikan kenyataan bahwa internet dibangun dengan konsep peer-to-peer," ungkap Paolo Ardoino.
Cek Market Crypto Hari Ini:
USDT/IDR | SOL/IDR |
BTC/IDR | ATOM/IDR |
ETH/IDR | ARB/IDR |
Keet Mobile: Bukti Nyata Kemampuan Pear Runtime
Salah satu aplikasi pertama yang dibangun di atas Pear Runtime adalah Keet Mobile. Aplikasi komunikasi pesan teks ini memanfaatkan jaringan P2P dan enkripsi end-to-end untuk menghadirkan pengalaman komunikasi yang aman dan terdesentralisasi.
Keet Mobile diluncurkan pada Januari 2023 dan telah menunjukkan potensi besar. Paolo Ardoino dan timnya optimis bahwa Pear Runtime dapat melahirkan lebih banyak aplikasi inovatif di masa depan.
P2P: Masa Lalu yang Kelam, Masa Depan yang Cerah?
Teknologi P2P memang identik dengan masa lalu kelamnya, di mana Napster dan sejenisnya menjadi simbol pembajakan musik dan film. Namun, Ardoino yakin bahwa P2P dapat bangkit kembali dengan wajah baru yang lebih bertanggung jawab dan legal.
"Ini seperti Anda memproduksi pisau dapur, apakah Anda bertanggung jawab karena seseorang menikam orang lain dengan pisau itu?" kata Paolo Ardoino menanggapi kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan teknologi P2P.
Ia menekankan bahwa Pear Runtime dan aplikasinya dirancang dengan mempertimbangkan keamanan dan tanggung jawab. Para developer yang membangun aplikasi di atas platform ini diwajibkan untuk mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku.
Baca Juga: CryptoPunk Terjual $16 Juta: Era Pasar NFT Telah Kembali?
Harga Tether USDT/IDR Hari Ini
Sumber: Bittime.com
Pada 12 Maret 2024, harga Tether USDT/IDR berada di level Rp15.891 per koin, turun 0,48% dalam 24 jam.
Baca Juga Cara Beli Crypto:
Tantangan dan Risiko yang Menanti Tether
Meskipun ambisi Paolo Ardoino patut diapresiasi, langkahnya untuk merevolusi industri cloud computing dengan P2P bukan tanpa risiko. Pertama, teknologi P2P masih memiliki keterbatasan dalam hal performa dan skalabilitas dibandingkan dengan server tradisional. Hal ini dapat menjadi penghalang bagi adopsi Pear Runtime secara luas.
Kedua, kekhawatiran tentang keamanan dan privasi data di jaringan P2P masih belum sepenuhnya teratasi. Potensi penyalahgunaan teknologi ini untuk kegiatan ilegal juga menjadi pertimbangan penting.
Ketiga, industri cloud computing telah dikuasai oleh raksasa seperti AWS, Azure, dan Google Cloud dengan infrastruktur dan layanan yang matang. Menggeser dominasi mereka bukanlah hal yang mudah.
Kesimpulan
Ambisi Ardoino untuk mendobrak dominasi raksasa cloud computing dengan P2P melalui Pear Runtime merupakan langkah berani yang penuh dengan risiko dan tantangan. Meskipun teknologi P2P memiliki potensi besar, masih banyak keraguan dan pertanyaan yang perlu dijawab.
Masa depan Pear Runtime dan ambisi Paolo Ardoino bergantung pada kemampuannya untuk mengatasi berbagai rintangan dan meyakinkan para developer dan pengguna tentang keunggulan teknologi P2P di era digital ini.
Cek Harga Crypto Hari Ini:
Cara Membeli Tether (USDT) di Bittime
Kamu bisa beli dan jual Tether (USDT) dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi kripto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappebti.
Tether (USDT) tersedia di Bittime dengan market pair USDT/IDR. Untuk bisa beli USDT/IDR di Bittime pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi.
Belajar Panduan lengkap cara beli Tether (USDT) di Bittime.
Pantau pergerakan grafikharga Tether (USDT), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Baca Juga:
Harga BTC (Bitcoin) Melejit 10%, Pencapaian Harian Terbaik Sejak Oktober 2023
Beli ETH: Borongan Besar Transaksi 97,276 ETH Bikin Geger Komunitas Kripto
Beli USDT: Stablecoin yang Capai Market Cap $100 Miliar
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset crypto apapun. Perdagangan aset crypto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset crypto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset crypto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.