Cek Market Crypto Hari Ini:
Bittime - Investor institusi semakin tertarik pada aset kripto, terutama Bitcoin (BTC). Hal ini terlihat dari pembelian besar-besaran yang dilakukan oleh MicroStrategy Inc dan aliran masuk dana tunai ke produk Bitcoin exchange-traded fund (ETF). Dampaknya, harga Bitcoin mencapai level tertinggi tahun ini dan membawa kenaikan bagi koin-koin Layer-Two (L2) yang berbasis Bitcoin.
Bitcoin, aset kripto tertua dan terbesar di dunia, kembali mencatatkan rekor baru. Pada hari Senin (26/2), perusahaan perangkat lunak MicroStrategy Inc (NASDAQ: MSTR) mengumumkan bahwa mereka telah membeli 3.000 Bitcoin senilai $155 juta (sekitar Rp 2,25 triliun) dengan harga rata-rata $51.663 (sekitar Rp 750 juta) per koin. Dengan demikian, MicroStrategy kini memiliki total 193.000 Bitcoin senilai sekitar $10,9 miliar (sekitar Rp 158 triliun) dalam neraca mereka.
Selain MicroStrategy, CoinShares, perusahaan investasi aset digital terkemuka Eropa, juga melaporkan bahwa pasar kripto mengalami aliran masuk dana tunai sebesar $598 juta (sekitar Rp 8,7 triliun) pada pekan lalu, dengan sebagian besar dialokasikan ke produk Bitcoin ETF. Produk ini memungkinkan investor untuk berpartisipasi dalam pasar kripto tanpa harus memiliki koin secara langsung.
Akibatnya, harga Bitcoin melonjak ke level tertinggi di sekitar $56.700 (sekitar Rp 825 juta) dalam 24 jam terakhir. Kenaikan Bitcoin yang signifikan, terutama menjelang peristiwa halving yang akan terjadi pada Mei 2024, telah meningkatkan optimisme pasar kripto secara keseluruhan, khususnya proyek Web3 dengan utilitas nyata seperti jaringan L2.
Jaringan L2 Bitcoin dan BRC-20 Mengikuti Jejak Kenaikan Bitcoin
Jaringan L2 adalah solusi skalabilitas yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan transaksi di jaringan utama (Layer-One) blockchain, seperti Bitcoin dan Ethereum. Jaringan L2 memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi di lapisan kedua yang terpisah dari jaringan utama, sehingga mengurangi beban dan biaya di jaringan utama.
Salah satu keunggulan jaringan L2 adalah kemampuan untuk mendukung smart contract di Bitcoin. Smart contract adalah protokol yang memungkinkan perjanjian dan pelaksanaan transaksi secara otomatis tanpa perantara. Smart contract dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti DeFi, NFT, gaming, dan lainnya.
Bersamaan dengan harga BTC yang mencapai titik tertinggi 25 bulan, token L2 untuk jaringan yang mendukung smart contract di Bitcoin mengalami kenaikan signifikan. Menurut analisis data on-chain yang disediakan oleh LunarCrush, minat terhadap jaringan L2 Bitcoin berdampak pada peningkatan aktivitas sosial yang pesat.
Baca Juga Cara Beli Crypto:
STX dan ORDI cs Melesat
Peningkatan aktivitas sosial yang signifikan untuk L2 Bitcoin membantu meningkatkan likuiditas dan volume perdagangan token masing-masing. Stacks (STX), salah satu L2 terkemuka untuk smart contract di Bitcoin dengan Total Value Locked (TVL) sekitar $140 juta (sekitar Rp 2 triliun), mencatatkan kenaikan lebih dari 25 persen dalam 24 jam terakhir menjadi sekitar $3.11 (sekitar Rp 45 ribu) pada hari Selasa.
Menurut data pasar yang disediakan oleh CoinMarketCap, Stacks (STX) mengalami peningkatan volume perdagangan rata-rata harian sebesar 514 persen menjadi sekitar $600 juta (sekitar Rp 8,7 triliun) dalam 24 jam terakhir.
Token lainnya yang turut mengalami kenaikan signifikan termasuk Interlay (INTR) dan Map Protocol (MAP) dengan kenaikan sekitar 5 persen dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, kapitalisasi pasar BRC-20, standar token yang dibuat di blockchain Bitcoin, melonjak sekitar 6,4 persen menjadi sekitar $3,04 miliar (sekitar Rp 44 triliun) yang dipimpin oleh Ordi (ORDI), SATS (Ordinals), dan Multibit (MUBI).
Kesimpulan
Meningkatnya popularitas Ethereum (ETH) sebagai blockchain terdepan untuk smart contract menginspirasi pengembangan smart contract berbasis Bitcoin. Selain itu, Bitcoin memiliki likuiditas lebih tinggi dibandingkan Ethereum karena adopsi signifikan dari investor institusi dalam setahun terakhir.
Namun, jaringan Bitcoin masih tertinggal dalam hal kemampuan pemrograman dibandingkan Ethereum, Solana (SOL), dan Cardano (ADA). Akibatnya, sebagian besar jaringan L2 Bitcoin menggunakan koin yang dipatokkan dengan Bitcoin untuk memungkinkan penggunaan Bitcoin dalam ekosistem DeFi yang luas. Menurut data dari DefiLlama, hingga saat ini jaringan Bitcoin memiliki sekitar $2 miliar (sekitar Rp 29 triliun) dalam TVL.
Cek Harga Crypto Hari Ini:
Cara Beli Bitcoin (BTC) di Bittime
Kamu bisa beli dan jual Bitcoin (BTC) dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi kripto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappebti.
Bitcoin (BTC) tersedia di Bittime dengan market pair BTC/IDR. Untuk bisa beli BTC IDR di Bittime pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi.
Belajar panduan lengkap cara beli Bitcoin (BTC) di Bittime.
Pantau pergerakan grafik harga Bitcoinn (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Baca Juga:
Bitcoin Melonjak ke $57.000, Naik Lebih dari 10% dalam 24 Jam, Ini Analisisnya
Token BRC-20: Pengertian, Kelebihan, dan Kekurangan
Apa Itu ORDI? Token Berbasis BRC-20 yang Segera Listing di Bittime
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.