Bittime - Reserve Bank of India (RBI) mengambil langkah berani untuk memperluas jangkauan Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC), rupee digital, dengan memperkenalkan fungsi offline.
Gubernur RBI Shaktikanta Das meluncurkan inisiatif ini dalam tinjauan Komite Kebijakan Moneter pada tanggal 8 Februari, menekankan tujuannya untuk meningkatkan adopsi di wilayah dengan konektivitas terbatas di seluruh India.
Langkah strategis ini menggarisbawahi dedikasi RBI untuk memastikan aksesibilitas terhadap mata uang digital, bahkan di wilayah paling terpencil di negara ini.
Cek Market Crypto Hari Ini:
Peluncuran Rupee Digital
Rupee digital, yang diluncurkan sebagai tahap uji coba pada bulan Desember 2022, telah mencapai tonggak sejarah yang signifikan dengan memproses satu juta transaksi harian pada bulan Desember 2023.
Integrasi kemampuan offline bertujuan untuk menjembatani kesenjangan digital, khususnya di daerah pedesaan dan pegunungan, dengan memfasilitasi transaksi tanpa memerlukan akses internet.
RBI bermaksud untuk mengeksplorasi berbagai solusi offline, termasuk metode berbasis kedekatan dan non-kedekatan, untuk memastikan layanan keuangan yang efisien dan inklusif di berbagai lanskap geografis.
Saat ini, sistem CBDC mendukung transaksi person-to-person (P2P) dan person-to-merchant (P2M) melalui dompet digital yang disediakan oleh bank percontohan.
Perkembangan ini selaras dengan visi RBI yang lebih luas untuk meningkatkan transaksi lintas batas dan berintegrasi dengan sistem keuangan internasional, sebagaimana dijabarkan oleh direktur eksekutif RBI, Ajay Kumar Choudhary, pada Maret 2023.
Terlepas dari fitur offline rupee digital yang inovatif, India telah menjadi tuan rumah bagi layanan pembayaran populer seperti Antarmuka Pembayaran Terpadu (UPI) yang menawarkan transaksi offline.
Siddharth Sogani, CEO perusahaan analisis blockchain Crebaco, mencatat bahwa meskipun CBDC berfungsi sebagai metode pembayaran alternatif, tujuan utamanya adalah untuk mendukung upaya pemerintah untuk memantau transaksi moneter dengan cermat dan menghapus uang tunai secara bertahap.
Proyek CBDC dipandang oleh negara berkembang dan maju sebagai instrumen untuk mencapai stabilitas keuangan dan meningkatkan efisiensi pembayaran lintas batas.
Namun, bagi negara berkembang seperti India, penerapan CBDC juga bertujuan untuk mendorong inklusi keuangan, memastikan bahwa masyarakat paling terpencil sekalipun memiliki akses terhadap perbankan dan layanan keuangan.
Cara Beli Crypto di Bittime
Kamu bisa beli dan jual aset crypto dengan cara yang mudah dan aman melalui Bittime. Bittime adalah satu aplikasi kripto terbaik di Indonesia yang sudah resmi terdaftar Bappebti.
Untuk bisa beli aset crypto di Bittime, pastikan kamu telah melakukan registrasi dan menyelesaikan verifikasi identitas. Selain itu, pastikan juga kalau kamu punya saldo yang cukup dengan melakukan deposit sejumlah dana ke wallet. Sekadar informasi, minimal pembelian aset di Bittime adalah Rp10.000. Setelah itu, barulah kamu bisa melakukan pembelian aset crypto di aplikasi.
Pantau pergerakan grafik harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL) dan kripto lainnya untuk mengetahui tren crypto market hari ini secara real-time di Bittime.
Baca Juga:
OpenAI Meluncurkan GPT Store: Pasar Aplikasi AI yang Dipersonalisasi
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.