Dalam jaringan tata kelola off-chain, para pemangku kepentingan terlibat dalam upaya kolaboratif untuk bersaing mendapatkan kendali. Upaya ini diwujudkan melalui berbagai cara seperti diskusi di media sosial, forum online, konferensi, dan acara serupa dalam sistem blockchain publik. Artikel ini akan membahas mengenai off-chain governance yang melibatkan para pemangku kepentingan dalam tata kelola off-chain.
Apa Itu Off-chain Governance?
Dinamika tata kelola off-chain mencerminkan dinamika yang ditemukan dalam proses politik dunia nyata. Berbagai kelompok kepentingan menyusun strategi untuk mempengaruhi arah sistem dengan terlibat dalam upaya kolaboratif yang bertujuan untuk menggalang dukungan bagi agenda mereka masing-masing.
Tidak seperti sistem tata kelola on-chain yang diatur oleh kode, tata kelola off-chain bergantung pada interaksi dan negosiasi pemangku kepentingan untuk menentukan tindakan yang paling menguntungkan berdasarkan preferensi yang diketahui.
Tata kelola off-chain adalah proses pengambilan keputusan terdesentralisasi yang terjadi di luar jaringan blockchain utama dari mata uang kripto atau platform terdesentralisasi.
Dalam model ini, pemangku kepentingan terlibat dalam diskusi, negosiasi, dan kolaborasi melalui berbagai media seperti platform media sosial, forum online, konferensi, dan saluran komunikasi lainnya. Tata kelola off-chain lebih fleksibel dan dinamis, memungkinkan pemangku kepentingan untuk beradaptasi dengan perubahan keadaan dan preferensi.
Cara Kerja Off-chain Governance
Tata kelola off-chain biasanya diamati di banyak proyek blockchain yang terdesentralisasi, termasuk mata uang kripto utama seperti Bitcoin dan Ethereum.
Dalam sistem ini, keputusan penting seperti peningkatan protokol, peningkatan jaringan, dan perubahan struktur tata kelola sering kali didiskusikan dan diputuskan melalui saluran off-chain. Hal ini memungkinkan proses pengambilan keputusan yang lebih inklusif dan partisipatif karena siapa pun yang berkepentingan dengan proyek dapat menyumbangkan ide dan pendapatnya.
Secara keseluruhan, tata kelola off-chain memainkan peran penting dalam tata kelola jaringan blockchain yang terdesentralisasi, memungkinkan para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dan membuat keputusan kolektif secara transparan dan inklusif.
Meskipun sistem ini tidak memiliki kekakuan dan penegakan tata kelola on-chain, sistem ini memberikan fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi, memungkinkan komunitas blockchain untuk berevolusi dan tumbuh sebagai respons terhadap perubahan kebutuhan dan preferensi pesertanya.
Banyak blockchain publik, termasuk Bitcoin dan Ethereum, sebagian besar menggunakan struktur tata kelola off-chain.
Sebagai contoh, usulan modifikasi pada Bitcoin harus melalui pertimbangan menyeluruh di antara para pemangku kepentingan utama, termasuk tim pengembangan inti, pengembang, penambang, peneliti, dan komunitas pengguna yang lebih luas. Partisipasi dalam diskusi tata kelola Bitcoin terbuka untuk semua orang, dengan pertemuan online yang sering diadakan oleh tim pengembangan inti.
Meskipun ada diskusi tata kelola yang ekstensif, Bitcoin tidak memiliki mekanisme tata kelola on-chain yang formal. Tidak adanya token tata kelola dan hak suara eksplisit yang terkait dengan kepemilikan BTC menggarisbawahi sifat pengambilan keputusan yang terdesentralisasi. Akibatnya, semua aktivitas tata kelola, termasuk percakapan dan pemungutan suara, terjadi secara off-chain.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tata kelola off-chain mewakili sistem kuat yang dirancang untuk mempertimbangkan kepentingan semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam jaringan yang terdesentralisasi.
Meskipun tata kelola off-chain menawarkan fleksibilitas dan inklusivitas dalam pengambilan keputusan, keterbatasan yang penting adalah kurangnya penegakan hukum atas keputusan yang dibuat melalui proses ini.
Akibatnya, pengaruh dalam tata kelola off-chain cenderung terkonsentrasi di antara aktor-aktor kunci tertentu, khususnya pengembang inti dan penambang, yang mungkin memiliki kekuasaan dan pengaruh signifikan karena keahlian, sumber daya, atau partisipasi jaringan mereka.
Konsentrasi pengaruh ini dapat menimbulkan kekhawatiran mengenai sentralisasi dan potensi ketidakseimbangan kekuasaan dalam ekosistem yang terdesentralisasi, karena pemangku kepentingan yang lebih kecil mungkin memiliki kesempatan yang terbatas untuk berpartisipasi secara berarti dalam proses tata kelola.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, tata kelola off-chain tetap menjadi komponen integral dari sistem desentralisasi, menyediakan platform bagi para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi, berdiskusi, dan mencapai konsensus mengenai hal-hal yang berdampak pada operasi dan pengembangan jaringan.
Baca Juga:
Apa Itu Documentation dalam Blockchain
Layer 1 vs Layer 2 Blockchain, Apa Bedanya?
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.