Soft peg adalah metode pegging yang memungkinkan nilai aset kripto berfluktuasi dalam rentang tertentu. Ini mengacu pada mata uang fiat atau komoditas yang dijadikan acuan.
Cryptocurrency adalah aset digital yang menggunakan teknologi blockchain untuk mengoperasikan transaksi secara terdesentralisasi, transparan, dan aman. Namun, aset kripto juga memiliki tantangan tersendiri, yaitu volatilitas harga yang tinggi.
Volatilitas harga adalah perubahan nilai kripto dalam waktu singkat, yang bisa naik atau turun secara drastis. Volatilitas harga bisa menguntungkan bagi para trader yang ingin mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga.
Namun, volatilitas juga bisa merugikan bagi para pengguna yang ingin menggunakan aset kripto sebagai alat pembayaran sehari-hari.
Salah satu cara untuk mengatasi volatilitas harga adalah dengan menggunakan metode pegging. Metode ini akan mengikat nilai kripto dengan mata uang fiat atau komoditas lainnya.
Dengan pegging, nilai aset kripto bisa lebih stabil dan dapat diprediksi. Ada beberapa jenis pegging yang bisa digunakan, yaitu hard peg, soft peg, dan flexible peg. Nah, artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang soft peg, pengertiannya, cara kerjanya, dan contoh-contoh soft peg.
Mengenal Apa Itu Soft Peg
Soft peg adalah metode pegging yang memungkinkan nilai aset kripto berfluktuasi dalam rentang tertentu terhadap mata uang fiat atau komoditas yang dijadikan acuan. Dengan soft peg, nilai kripto tidak tetap sama dengan nilai acuan, melainkan bisa naik atau turun sedikit, sesuai dengan mekanisme pasar.
Soft peg berbeda dengan hard peg, yang mengikat nilai kripto secara ketat dengan nilai acuan, tanpa ada ruang untuk fluktuasi. Soft peg juga berbeda dengan flexible peg, yang mengikat nilai kripto dengan nilai acuan, tetapi bisa menyesuaikan rentang fluktuasi sesuai dengan kondisi pasar.
Soft peg bisa digunakan untuk menjaga stabilitas nilai kripto, tanpa menghilangkan fleksibilitas dan dinamika pasar. Soft peg juga bisa memberikan ruang bagi otoritas moneter, seperti bank sentral atau lembaga lainnya, untuk melakukan intervensi pasar jika terjadi gejolak atau krisis.
Soft peg biasanya digunakan oleh negara-negara yang ingin mengontrol inflasi dan menjaga daya saing ekspor, tanpa harus mengorbankan kemandirian kebijakan moneter.
Bagaimana Cara Kerja Soft Peg?
Soft peg bisa diilustrasikan dengan analogi sebuah toko. Misal, sebuah toko yang menjual barang-barang dengan harga yang ditentukan oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Kemudian, toko tersebut memutuskan untuk menggunakan metode soft peg. Metode ini akan mengikat harga barang-barang dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar, tetapi dengan rentang fluktuasi 2%.
Maka, harga barang-barang bisa berubah sesuai dengan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar, asalkan tidak melebihi atau kurang dari 2%. Jika nilai tukar rupiah terhadap dolar naik atau turun lebih dari 2%, maka toko tersebut akan menyesuaikan harga barang-barang agar tetap dalam rentang fluktuasi.
Dalam hal ini, toko adalah aset kripto, barang-barang adalah unit-unit kripto, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar adalah nilai acuan. Aset kripto yang menggunakan metode soft peg akan mengikuti nilai acuan, tetapi dengan rentang fluktuasi yang ditentukan.
Rentang fluktuasi bisa berubah-ubah, tergantung pada kebijakan otoritas moneter atau mekanisme pasar. Jika nilai acuan naik atau turun lebih dari rentang fluktuasi, maka aset kripto akan menyesuaikan nilai nya agar tetap dalam rentang fluktuasi.
Apa Saja Contoh Soft Peg?
Soft peg telah digunakan oleh beberapa aset kripto. Terutama untuk tujuan menjadi stablecoin, yaitu aset kripto yang memiliki nilai stabil dan dapat digunakan sebagai alat tukar, unit hitung, dan penyimpan nilai.
Berikut adalah beberapa contoh kripto yang menggunakan metode soft peg:
Tether (USDT)
USDT merupakan kripto yang mengikat nilainya dengan dolar AS dengan rentang fluktuasi 2%. Tether merupakan salah satu stablecoin paling populer dan banyak digunakan di pasar kripto. Tether didukung oleh cadangan dolar AS yang disimpan di bank-bank terpercaya.
Dai (DAI)
Cryptocurrency ini mengikat nilainya dengan dolar AS, dengan rentang fluktuasi 1%. Dai merupakan stablecoin yang dibuat oleh MakerDAO, sebuah protokol yang berjalan di atas jaringan Ethereum.
Dai didukung oleh jaminan aset kripto lainnya, seperti ether (ETH) atau basic attention token (BAT).
Binance USD (BUSD)
BUSD mengikat nilainya dengan dolar AS, dengan rentang fluktuasi 1%. Aset kripto ini merupakan stablecoin yang dibuat oleh Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia. BUSD didukung oleh cadangan dolar AS yang diaudit secara berkala oleh firma akuntansi terkemuka.
Baca juga:
Whale XRP Membuat Pergerakan Besar di Tengah Volatilitas Pasar
Tether Bantah Tuduhan PBB Terkait USDT
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.