Joy of Missing Out (JOMO) adalah konsep yang menekankan kegembiraan atau kepuasan yang didapat seseorang dari memilih untuk tidak terlibat dalam kegiatan atau acara tertentu, dan sebaliknya fokus pada diri sendiri, relaksasi, atau hal-hal yang dianggap lebih bermakna bagi individu tersebut
Apa Itu Joy of Missing Out (JOMO)
Meskipun sekilas tampak sama, konsep Joy of Missing Out (JOMO) sangat kontras dengan fenomena Fear of Missing Out (FOMO) yang sering kita dengar. Jika FOMO mendorong individu untuk merasa cemas karena kehilangan peluang atau pengalaman, maka sebaliknya JOMO mewakili rasa puas karena tidak berpartisipasi dalam aktivitas atau tren tertentu.
Dalam konteks mata uang kripto, JOMO sering kali digunakan oleh individu yang memilih untuk tidak berinvestasi dalam aset digital atau yang sering disebut sebagai "no-coiners". Orang-orang tersebut mengungkapkan kelegaan dan kebahagiaan mereka karena tidak terlibat dalam pasar kripto, terutama selama periode penurunan pasar atau ketika Penawaran Koin Perdana (ICO) yang curang terungkap.
Sifat aset kripto yang berfluktuasi, terutama yang ditunjukkan oleh volatilitas Bitcoin, menggarisbawahi ketidakpastian yang melekat pada harga aset kripto. Akibatnya, investor yang memilih untuk tidak memasuki dunia BTC dan mata uang kripto lainnya mungkin akan mengalami fenomena yang dikenal sebagai Joy of Missing Out (JOMO) ketika harga mengalami penurunan.
JOMO merangkum sentimen para pedagang yang memperoleh kepuasan dengan tidak terlibat dalam tren mata uang kripto yang berlaku atau menolak keinginan untuk terlibat dalam perilaku penjualan panik.
Contoh dan Ilustrasi Joy of Missing Out (JOMO)
Penurunan drastis harga Bitcoin merupakan contoh nyata dari fenomena ini. Nilai BTC yang anjlok dari puncaknya sebesar $20.089 pada bulan Desember 2017 hingga sedikit melampaui angka $3.000 pada bulan Desember 2018 mencerminkan penurunan mengejutkan sebesar 80%.
Di tengah-tengah koreksi pasar yang penuh gejolak ini, individu-individu yang menahan diri untuk tidak memiliki aset Bitcoin atau dengan bijaksana mendivestasi kepemilikan mereka sebelum penurunan harga kemungkinan besar akan merasakan Joy of Missing Out (JOMO). S
entimen kepuasan ini mungkin berasal dari kelegaan dalam menghindari potensi kerugian atau kebebasan dari tekanan yang terkait dengan pemantauan dan pengelolaan investasi di tengah kondisi pasar yang bergejolak.
Secara paralel, investor yang mempertahankan kepemilikan Bitcoin mereka setelah penurunan harga yang signifikan pada tahun 2018 mungkin juga merasakan Joy of Missing Out (JOMO). Orang-orang ini, yang biasa disebut sebagai "penjaja" dalam komunitas mata uang kripto memilih untuk mempertahankan aset kripto mereka daripada menyerah pada penjualan panik. Perwujudan JOMO dalam konteks ini dapat berasal dari berbagai faktor.
Pertama, para pemegang saham mungkin merasa lega atau puas karena dapat menghindari potensi kerugian dengan tidak menyerah pada tekanan pasar dan menjual kepemilikan mereka saat mengalami kerugian.
Kedua, keputusan untuk mempertahankan kepemilikan Bitcoin mereka meskipun kondisi pasar buruk mungkin telah memberikan rasa percaya diri kepada para penjaja terhadap prospek jangka panjang mata uang kripto, sehingga memperkuat keyakinan mereka terhadap kelas aset.
Selain itu, kesadaran bahwa investasi mata uang kripto membawa risiko yang melekat, terutama ketika Penawaran Koin Perdana (ICO) tertentu terungkap sebagai penipuan atau penipuan, dapat memperkuat kepuasan para penjudi dalam keputusan mereka untuk tetap berinvestasi di Bitcoin.
Baca Juga:
AI Coin: Apa Itu dan Keunggulannya
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.