Currency crisis adalah keadaan darurat keuangan di mana mata uang fiat suatu negara mengalami penurunan nilai yang signifikan, menimbulkan kehati-hatian di kalangan investor, membuat investor mempertimbangkan kembali menyimpan atau berinvestasi ke dalam aset negara tersebut.
Tanda Awal Currency Crisis
Tanda awal dari currency crisis adalah adanya kekhawatiran besar terkait kemampuan bank sentral suatu negara untuk menjaga stabilitas mata uangnya melalui cadangan devisa yang memadai.
Seringkali, bersamaan dengan krisis tersebut, terjadi serangan spekulatif di pasar valuta asing, mirip dengan bursa saham namun melibatkan mata uang, yang dapat menyebabkan gelembung depresiasi mata uang.
Depresiasi Akibat Panik
Di tengah devaluasi, terjadi penjualan berdasarkan kepanikan, mendorong nilai mata uang ke tingkat di bawah batas yang dapat diterima. Skenario ini memperparah depresiasi, menyebabkannya melampaui apa yang dianggap wajar pada keadaan saat itu.
Currency crisis menimbulkan ancaman yang signifikan, terutama bagi ekonomi terbuka negara kecil atau negara dengan ekonomi yang besar namun kurang stabil. Pemerintah umumnya merespons dengan menggunakan cadangan mata uang atau devisa untuk menangkal serangan ini, memenuhi kelebihan permintaan untuk mata uang tertentu.
Penyebab Dasar Currency Crisis
Penyebab akar dari Currency crisis melibatkan faktor-faktor seperti inflasi, ketidakstabilan politik, meningkatnya hutang, ketidakseimbangan kredit, dan volatilitas ekonomi, terutama dalam nilai tukar mata uang. Beberapa skenario secara bergantian menggunakan istilah 'krisis keuangan' untuk menggambarkan Currency crisis.
Beberapa Currency Crisis Terkenal
Secara historis, beberapa contoh terkenal dari Currency crisis termasuk"
- Depresi Besar (1929–39).Peristiwa bersejarah yang signifikan dibahas adalah Depresi Besar, dipicu oleh musibah bursa saham Wall Street di AS pada tahun 1929, yang menyebabkan tingkat pengangguran yang mencengangkan, mencapai 25%.
- Krisis Harga Minyak OPEC (1973). Krisis Harga Minyak OPEC pada tahun 1973, dipicu oleh negara-negara Arab yang memutus pasokan minyak ke AS dan negara-negara sekutu lainnya.
- Krisis Asia (1997). Krisis Asia pada tahun 1997, dimulai di Thailand dan menyebar ke Asia Timur karena aliran modal spekulatif yang menyebabkan akumulasi kredit dan utang.
- Krisis Keuangan (2007–2008) Krisis Keuangan pada tahun 2007–2008, sering dianggap lebih buruk daripada The Great Depression, berasal dari kebangkrutan Lehman Brothers dan menyebabkan dampak ekonomi yang berkepanjangan.
Menariknya, Bitcoin muncul pada November 2008, hanya dua bulan setelah krisis Lehman Brothers. Pendiri Bitcoin, Satoshi Nakamoto, memandang Bitcoin sebagai aset terdesentralisasi yang revolusioner dan tahan terhadap manipulasi bank sentral. A
walnya nilainya kurang dari $1 pada tahun 2010, Bitcoin melonjak menjadi rekor tertinggi $64,888.99 pada tahun 2021, tetap sebagai cryptocurrency terkemuka di dunia.
Currency Crisis dan Cryptocurrency
Meskipun sebagian besar cryptocurrency beroperasi di luar sistem sentral atau teratur, berbeda dengan mata uang fiat yang rentan terhadap Currency crisis, volatilitas tinggi yang melekat tetap menjadi perhatian utama bagi investor yang menjelajahi lanskap cryptocurrency yang tidak dapat diprediksi.
Baca Juga
Cara Mengelola Risiko Rugi pada Trading Crypto
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.