Mode cross margin memungkinkan pedagang membuka beberapa posisi menggunakan saldo akun mereka sebagai collateral bersama.
Mengenal Cross Margin
Cross Margin, juga dikenal sebagai "Spread Margin," adalah metode margin yang menggunakan seluruh jumlah dana dalam saldo yang tersedia untuk menghindari likuidasi.
Setiap laporan keuntungan & kerugian yang terealisasi (Profit & Loss) dari posisi lain dapat membantu menambah margin pada posisi yang merugi.
Cross margin berarti dana pengguna disimpan dalam satu kolam (pool), dan semua posisi mereka kemudian menggunakan kolam ini sebagai jaminan (collateral). Ini memudahkan pengelolaan jaminan (collateral) karena pengguna tidak perlu menambah atau menghapus margin untuk setiap posisi.
Tetapi yang lebih penting, ini harus digunakan dengan hati-hati karena dalam model ini, P&L untuk satu posisi memengaruhi semua posisi lainnya.
Cross Margin Adalah Strategi Manajemen Risiko
Dalam perdagangan marjin yang berbeda dari marjin terisolasi karena menggunakan seluruh saldo akun sebagai jaminan untuk semua posisi terbuka.
Berikut adalah tiga aspek utama tentang cross margin:
Distribusi Risiko
Salah satu fitur utama dari cross margin adalah distribusi risiko. Alih-alih mengalokasikan jumlah jaminan tetap untuk setiap posisi terbuka (seperti pada marjin terisolasi), cross margin menggunakan seluruh saldo akun untuk menutupi risiko kolektif dari semua perdagangan terbuka.
Pendekatan ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam mengelola risiko di seluruh portofolio.
Potensi Leverage yang Lebih Tinggi
Cross margin dapat memberikan potensi leverage yang lebih tinggi dibandingkan dengan marjin terisolasi. Karena seluruh saldo akun digunakan sebagai jaminan, para pedagang dapat membuka posisi lebih besar tanpa perlu mengalokasikan marjin khusus untuk setiap perdagangan.
Ini dapat menguntungkan bagi para pedagang yang ingin memaksimalkan paparan terhadap pergerakan pasar.
Pertimbangan Likuidasi
Dalam cross margin, risiko likuidasi dibagikan di antara semua posisi terbuka. Jika satu posisi berisiko likuidasi, sistem dapat menggunakan marjin surplus dari posisi lain yang menguntungkan untuk mencegah likuidasi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa meskipun cross margin dapat menunda likuidasi, ini tidak menghilangkan risiko sepenuhnya. Jika kerugian bersama dari semua posisi melebihi marjin yang tersedia, likuidasi masih dapat terjadi.
Resiko dan Pertimbangan
Dalam situasi di mana pengguna memiliki beberapa posisi dengan leverage tinggi, satu posisi yang bergerak melawan pengguna dapat membuat posisi lain berisiko dan menghadapi likuidasi.
Jika Anda hanya memiliki satu posisi, maka Anda akan kehilangan seluruh margin Anda ketika dilikuidasi. Jika Anda memiliki lebih dari satu posisi, Anda akan kehilangan sebagian dari margin Anda berdasarkan posisi terbesar.
Sebagai Contoh
Dengan saldo akun $10.000, cross margin memungkinkan pedagang membuka beberapa posisi menggunakan dana ini sebagai jaminan (collateral). Namun, jika Anda memiliki posisi terbuka dan kemudian memasuki posisi lain di pasar yang berbeda, harga likuidasi posisi Anda akan terpengaruh karena margin yang digunakan untuk posisi ini berasal dari saldo yang sama (berbeda dengan margin terisolasi).
Tergantung pada toleransi risiko dan gaya perdagangan Anda, cross margin mungkin lebih cocok, misalnya, jika Anda ingin melindungi posisi Anda atau terlibat dalam perdagangan pasangan (pair).
Baca juga:
Mengenal Peran Penting dari Collateral Margin
Apa Itu Coin Margined Trading?
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.