Setelah paham mengenai tentang apa itu stablecoin, pelajari juga tentang flatcoin. Inovasi yang menawarkan stabilitas daya beli ini akan dibahas lengkap di artikel kali. Simak sampai akhirnya!
Mengenal Flatcoin
Dunia kripto dipenuhi dengan berbagai inovasi, salah satunya adalah flatcoin, konsep yang menantang status quo stablecoin tradisional.
Tidak seperti stablecoin yang dipatok ke fiat seperti dolar AS, flatcoin menambatkan nilainya pada sesuatu yang jauh lebih fundamental: biaya hidup.
Dengan mengikat diri pada indeks harga konsumen (IHK), flatcoin bercita-cita untuk menawarkan stabilitas daya beli, terlepas dari inflasi yang merajalela di dunia fiat.
Nuon: Pelopor Flatcoin
Nuon, flatcoin pertama yang diluncurkan pada 2022, menjadi pionir dalam pendekatan inovatif ini. Protokol yang mendasari Nuon bergantung pada jaringan oracle bernama Truflation.
Truflation melacak harga jutaan barang dari berbagai wilayah geografis untuk menentukan tingkat perubahan biaya hidup secara real-time.
Berbekal data ini, algoritma Nuon secara otomatis menyesuaikan pasokan koin yang beredar, memastikan nilai Nuon tetap stabil sesuai dengan nilai awal $1 pada tanggal peluncuran.
Menjaga Ikatan: Ekonomi di Balik Flatcoin
Menjaga ikatan harga yang stabil memerlukan mekanisme ekonomi yang handal. Flatcoin, dalam hal ini, memanfaatkan dua pilar utama:
- Kolateralisasi: Pengguna yang ingin berinteraksi dengan Nuon diharuskan menyediakan collateral berupa aset crypto seperti BTC atau ETH. Kolateralisasi ini berfungsi sebagai bantalan untuk menyerap volatilitas harga dan melindungi sistem dari kegagalan.
- Pasokan yang Dapat Disesuaikan: Berdasarkan data inflasi yang dikumpulkan oleh Truflation, algoritma Nuon secara dinamis menyesuaikan pasokan koin yang beredar. Jika inflasi menyebabkan daya beli Nuon turun, lebih banyak koin dicetak dan dijual untuk menurunkan harganya.
Sebaliknya, jika inflasi menurun dan daya beli naik terlalu tinggi, koin Nuon dibeli kembali dan dibakar untuk mengurangi pasokan dan mengembalikan ikatan.
Kelebihan dan Tantangan Flatcoin
Dibandingkan dengan stablecoin tradisional, flatcoin menawarkan beberapa keunggulan:
- Tahan Inflasi: Keterikatan dengan biaya hidup menjadikan flatcoin tahan terhadap gejolak inflasi yang kerap melanda mata uang fiat.
- Transparansi: Algoritma yang mengatur penyesuaian pasokan dan data inflasi dari Truflation bersifat transparan dan dapat diakses publik.
- Potensi Adopsi Global: Tidak terikat pada mata uang tertentu, flatcoin berpotensi diadopsi secara global tanpa batasan geografis.
Meski menjanjikan, flatcoin juga menghadapi tantangan:
- Ketergantungan pada Oracle: Keakuratan data inflasi dari Truflation sangat krusial. Manipulasi data oleh pihak-pihak jahat dapat berdampak fatal pada ikatan harga flatcoin.
- Kompleksitas Mekanisme: Dibandingkan dengan stablecoin yang mengandalkan cadangan aset sederhana, mekanisme penyesuaian pasokan flatcoin lebih kompleks dan rentan terhadap kesalahan.
- Adopsi Pengguna: Ketergantungan pada partisipasi aktif pengguna untuk menyediakan kolateralisasi dapat menghambat adopsi awal, menciptakan "chicken-and-egg" problem.
Flatcoin vs. Stablecoin Lainnya
Mari bandingkan flatcoin dengan dua jenis stablecoin populer lainnya:
- Stablecoin Fiat: Stablecoin seperti Tether dan USD Coin dipatok ke mata uang fiat seperti dolar AS. Ini memberikan stabilitas harga relatif, tetapi tetap rentan terhadap inflasi yang menggerogoti daya beli mereka.
- Stablecoin Crypto: Stablecoin seperti DAI dijamin dengan aset kripto lain seperti ETH. Meskipun mereka menghindari risiko inflasi fiat, nilainya masih dipengaruhi oleh volatilitas pasar kripto.
Flatcoin menawarkan pendekatan unik dengan mengikat diri pada biaya hidup, berpotensi memberikan stabilitas jangka panjang yang sulit ditemukan di stablecoin lainnya.
Pandangan Ahli: Skeptis dan Kegembiraan Bercampur Aduk
Komunitas kripto menyambut kehadiran flatcoin dengan antusiasme yang diwarnai kehati-hatian. Tokoh seperti CEO Coinbase Brian Armstrong dan pendiri Ethereum Vitalik Buterin menaruh minat pada konsep ini, tetapi juga menyoroti kerumitan algoritma dan potensi risiko stabilitas.
Di sisi lain, ekonom tradisional memiliki pandangan beragam. Beberapa memuji inovasi flatcoin dan potensi mereka dalam menyediakan alternatif uang fiat yang tahan inflasi. Namun, sebagian lainnya khawatir keterikatan pada keranjang barang tertentu dapat mengganggu dinamika harga dalam jangka panjang.
Visi Radikal: Flatcoin sebagai Alat Pembayaran Resmi
Gagasan ini mungkin terdengar revolusioner, tetapi beberapa envision flatcoin sebagai alat pembayaran resmi di masa depan. Dengan menggantikan mata uang fiat yang dikendalikan bank sentral
Baca juga:
Apa itu Stablecoin dan Apa Bedanya dengan Fiat?
Apa itu Algorithmic Stablecoin?
Apa Itu Collateralized Debt Position (CDP)?
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.