Perbedaan fundamental dalam rantai blockchain ternyata dapat memicu terjadinya pembelahan chain (chain split). Simak penjelasan lengkapnya di sini.
Pengertian Chain Split
Chain Split atau Pembelahan Rantai adalah situasi saat jaringan blockchain terbagi menjadi dua rantai yang berbeda karena adanya perbedaan fundamental dalam protokol atau konsensus yang diadopsi oleh sebagian besar partisipan jaringan.
Peristiwa ini menyebabkan munculnya dua rantai yang beroperasi secara terpisah, seringkali dengan dua kripto yang berbeda pula.
Mengapa Chain Split Terjadi
Perbedaan Pandangan Komunitas
Chain split dapat terjadi ketika komunitas pengguna dan pengembang blockchain memiliki perbedaan pandangan yang signifikan terkait arah pengembangan dan perubahan protokol.
Forking
Fork atau forking dapat menjadi penyebab chain split.
Forking terjadi ketika sekelompok pengembang atau bagian dari komunitas memutuskan untuk memulai rantai baru dengan aturan dan fitur yang berbeda, yang kemudian menghasilkan dua rantai yang berbeda.
Perbedaan Konsensus
Jika terdapat perbedaan dalam aturan konsensus yang diinginkan oleh sekelompok pengguna atau penambang, ini dapat menyebabkan chain split.
Misalnya, perbedaan pendapat tentang ukuran blok, tingkat kesulitan, atau mekanisme konsensus dapat memicu pembelahan rantai.
Contoh Kasus Chain Split
Salah satu contoh terkenal chain split adalah peristiwa "Bitcoin Cash Hard Fork" pada tahun 2017.
Pada saat itu, komunitas Bitcoin mengalami perbedaan pandangan tentang peningkatan ukuran blok dan skalabilitas.
Sebagian komunitas mendukung implementasi Segregated Witness (SegWit), sementara yang lain memilih untuk memperbesar ukuran blok.
Akibatnya, Bitcoin mengalami fork dan terbagi menjadi dua rantai: Bitcoin (BTC), yang menerapkan SegWit, dan Bitcoin Cash (BCH), yang memilih untuk meningkatkan ukuran blok.
Kedua kripto ini kemudian berkembang secara terpisah dengan rantai, masing-masing dengan protokol dan karakteristiknya sendiri.
Chain split dapat memiliki dampak signifikan pada ekosistem kripto, memisahkan komunitas dan menciptakan dua aset kripto yang terpisah.
Para pemegang aset harus memahami implikasi dari chain split dan memutuskan apakah mereka akan mempertahankan aset di kedua rantai atau memilih salah satunya sesuai dengan preferensi mereka.
Penting untuk dicatat bahwa chain split tidak selalu menghasilkan dua rantai yang bertahan lama. Salah satu rantai mungkin menjadi dominan sementara yang lain meredup atau terlupakan seiring waktu.
Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang penyebab dan dampak potensial dari chain split sangat penting bagi mereka yang terlibat dalam ekosistem kripto.
Baca Juga:
Apa Itu Beacon Chain? Simak Penjelasannya
Kegunaan Supply Chain yang Menggunakan Blockchain
Apa Itu BEP-2 (Standar Tokenisasi Binance Chain)
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset crypto apapun. Perdagangan aset crypto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset crypto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset crypto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.