Dalam perkembangan terbaru di industri kripto, Binance bekerja sama dengan Gulf Energy untuk meluncurkan layanan bursa kripto di Thailand bernama Binance TH. Menurut laporan, platform ini menampilkan buku pesanan khusus untuk pasangan perdagangan baht Thailand. Selain itu, platform ini menawarkan integrasi yang mulus dengan sistem perbankan Thailand, memudahkan penyetoran dan penarikan mata uang lokal.
Binance TH Kantongi Izin dari SEC Thailand
Peluncuran platform Binance TH dilakukan dua bulan setelah Binance mendapatkan otorisasi dari Komisi Sekuritas dan Bursa Thailand (SEC) untuk memulai operasi. Awalnya paltform tersebut beroperasi hanya berdasarkan undangan, dengan tujuan untuk memperluas akses ke publik umum pada tahun 2024.
Binance sendiri pertama kali mengungkapkan niatnya untuk mendirikan bursa kripto berbasis di Thailand pada Mei 2023. Perusahaan tersebut menerima lisensi operator bursa dan broker aset digital dari Kementerian Keuangan Thailand pada bulan yang sama.
Hasil Kolaborasi dengan Miliader Thailand
Gulf Binance, entitas yang mengoperasikan bursa tersebut, adalah joint venture hasil kolaborasi dari Binance Capital Management dan Gulf Innova, anak perusahaan konglomerat energi Thailand, Gulf Energy.
Gulf Energy, di bawah kepemimpinan miliarder Thailand Sarath Ratanavadi, adalah pemain penting dalam sektor distribusi gas alam di Thailand. Portofolio investasi perusahaan ini mencakup berbagai bidang, mulai dari energi terbarukan, pengembangan infrastruktur, hingga usaha infrastruktur digital.
Perubahan Regulasi di Thailand
Kemitraan antara Binance dan Gulf Energy menandakan perubahan sikap Thailand terhadap regulasi cryptocurrency, mengindikasikan pendekatan yang lebih akomodatif dari pemerintah baru.
Hal ini terutama menonjol di pasar bursa kripto Thailand, yang saat ini didominasi oleh Bitkub. Berbasis di Bangkok, bursa ini menguasai sekitar 77% pangsa pasar, dengan volume harian sekitar $30 juta. Pasangan perdagangan paling populer di Bitkub melibatkan baht Thailand dan Tether (USDT).
Pasar Thailand juga memiliki pemain lain seperti Upbit, yang memulai operasi pada tahun 2021, serta Bitazza dan Zipmex. Namun, Zipmex harus menghentikan perdagangan pada November karena tantangan regulasi.
Nirun Fuwattananukul, CEO Gulf Binance, menyoroti kolaborasi ekstensif dengan regulator Thailand selama setahun terakhir, menekankan perencanaan yang cermat yang dilakukan dalam usaha tersebut.
Sementara CEO Binance Richard Teng membagikan visinya untuk berkontribusi pada ekonomi digital Thailand, mendorong pertumbuhan, dan menciptakan peluang baru.
Meskipun perdagangan kripto populer di Thailand, pemerintah yang didukung militer sebelumnya melarang penggunaan aset digital untuk pembayaran pada Maret 2022.
Pada September, pemerintah baru mengungkapkan rencananya untuk mulai mengenakan pajak atas penghasilan luar negeri dari perdagangan saham dan cryptocurrency, efektif mulai Januari 2024.
Baca Juga
Chainlink dan Circle Berkolaborasi untuk Memudahkan Transfer USDC Antar Blockchain
Apa Itu Polygonscan? Fitur dan Panduan Cara Menggunakannya
Airdrop Crypto dan Panduan Cara Mendapatkannya Gratis
Polygon Menerapkan Token POL di Mainnet Ethereum
Beli Bitcoin Sebelum atau Setelah Halving? Ini Panduannya!
Beli Bitcoin vs ETF Bitcoin Spot, Mana yang Lebih Untung?
DISCLAIMER: Artikel ini bersifat informasi dan bukan merupakan tawaran atau ajakan untuk menjual dan membeli aset kripto apapun. Perdagangan aset kripto merupakan aktivitas beresiko tinggi. Harga aset kripto bersifat fluktuatif, di mana harga dapat berubah secara signifikan dari waktu ke waktu dan Bittime tidak bertanggung jawab atas perubahan fluktuasi dari nilai tukar aset kripto.
Komentar
0 komentar
Harap masuk untuk memberikan komentar.